Atasi Dampak Corona, PHRI Minta Pihak Hotel dan Restoran Data Karyawan

7 April 2020 21:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kamar hotel mewah Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kamar hotel mewah Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona memukul telak industri pariwisata dan juga perhotelan. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat, hingga 6 Maret 2020, setidaknya ada 1.266 hotel tutup terdampak virus corona. Hotel-hotel yang tutup tersebut tersebar di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Jumlah hotel yang tutup di seluruh Indonesia yang masuk kepada kami itu 1.266 hotel dari 31 provinsi. Tentunya sebenarnya jauh lebih besar dari angka ini, ya, karena yang belum lapor lebih banyak lagi," kata Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani, dalam video konferensi yang digelar Kemenparekraf, Selasa (7/4).
Hariyadi memperkirakan, ada lebih dari 150 ribu pekerja dirumahkan. Status pekerja yang dirumahkan tidak berarti di-PHK, melainkan tidak dibayar, tetapi tetap dikontrak.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Terkait hal tersebut, untuk memudahkan pendataan karyawan hotel dan restoran yang terkena dampak virus corona, Haryadi meminta pihak hotel dan restoran untuk melakukan pengumpulan data para karyawannya. Pengumpulan data ini harus sesuai dengan format yang telah ada guna diserahkan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
ADVERTISEMENT
"Data yang dikirim itu tidak mengikuti apa yang kita minta. Kita mintanya dalam bentuk Excel, tapi dikirimnya dalam bentuk PDF, malah ada JPG. Untuk memperbaiki hal ini yang diminta ini tentunya menyita waktu," ungkap Hariyadi.
Oleh sebab itu, ia mengatakan hingga saat ini baru 884 hotel dengan total 74.101 karyawan yang sesuai dengan format dan ada 24 hotel yang tidak sesuai format.
"Untuk memperbaiki hal ini tentu menyita waktu, jadi tidak semua data bisa diproses. Ada sekitar 30 persen hotel yang memodifikasi sendiri formatnya. Jadi yang dapat hasilnya baru 884 hotel dan karyawannya 74.101 karyawan. Kita harapkan nama-nama yang masuk bisa lebih lancar," imbuh Hariyadi.
Sementara itu, untuk menanggulangi hal tersebut, Kemenparekraf menyatakan Tourism Crisis Center atau Tim Krisis Center Pariwisata siap membantu terkait permasalahan dalam hal meng-collect data yang ada.
ADVERTISEMENT
"Salah satu fungsi satgas adalah mendata lagi dan jangan sampai terjadi tumpang tindih. Dengan adanya ini, kita juga dapat informasi dari pelaku pariwisata yang didapat lebih komprehensif, paling utama sangat akurat dari asosiasi-asosiasi," ujar Menparekraf Wishnutama.
Ia juga menjelaskan dari data inilah, maka bisa mengusulkan ke lembaga terkait dalam mengatasi dampak pandemi COVID-19.
"Dalam pendataan ini sangat penting, ada situasi di mana adanya Tim Krisis Pariwisata ini bisa mendapatkan feedback dari para pelaku pariwisata. Belum lagi soal retribusi, pajak hingga kartu pra-kerja tadi dan ini masih dalam proses diskusi oleh lembaga terkait," pungkasnya.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
ADVERTISEMENT