Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Bagan di Myanmar: Dulu Jadi Destinasi Favorit, Kini Sepi Kunjungan Turis Asing
3 Oktober 2022 8:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Seperti yang sudah diketahui, sedang terjadi kudeta di Myanmar sejak tahun 2021. Tentu saja hal tersebut sangat berdampak ke semua sektor, salah satunya pariwisata.
ADVERTISEMENT
Bagan, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO di Myanmar hingga saat ini tidak memiliki pengunjung sama sekali, sejak kudeta terjadi di sana.
Bagan adalah sebuah kota kuno yang memiliki kuil, pagoda, dan tempat suci. Sebelum terjadi kudeta, tempat tersebut mampu menarik jutaan pengunjung dari seluruh dunia.
Seorang warga yang lahir di Bagan bernama Ko Min, biasanya bekerja di Bagan dengan menjual kartu pos kepada turis yang datang ke sana.
"Biasanya kami bisa mengelola tetapi sudah tiga tahun sekarang. Orang-orang harus menjual tanah mereka," kata Ko Min, seperti yang dikutip dari SCMP.
“Mereka pindah ke kota-kota besar, seperti Yangon dan Mandalay, mencoba mencari pekerjaan di bidang konstruksi, bar, dan restoran,” tambahnya.
Kini yang ditakutkan adalah bagaimana nasib dari Bagan. Dulunya, tempat ini selalu dipuji karena kemegahannya. Namun, kini banyak penduduk setempat yang tidak lagi ada untuk merawatnya.
ADVERTISEMENT
Kunjungan Turis Asing ke Myanmar
Untuk kunjungan turis asing ke Myanmar bukan tidak ada, sekitar 42.315 orang datang pada periode April hingga Juni 2022. Namun, mereka melakukan kunjungan tersebut hanya untuk perjalanan bisnis. Turis asing yang datang ke Myanmar kebanyakan berasal dari China, India, dan Thailand.
Sebelum pandemi COVID-19 dan kudeta terjadi di Myanmar, setidaknya ada 4,3 juta turis asing yang datang ke sana. Kini, justru Pemerintah Myanmar memperingatkan turis asing untuk tidak datang ke negaranya, kecuali ada urusan penting.
Bahkan, Paing Paing Thaw, seseorang yang pernah menjalankan perusahaan tur sukses untuk turis asing dari Eropa dan Amerika Serikat, mengatakan hampir semua turis asing ingin datang ke Bagan.
Sekarang, hotel dan restoran di sana tutup. Dia juga terpaksa menutup perusahaannya dan hampir tidak bisa mendapatkan penghasilan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, jika turis asing sudah kembali bisa masuk ke Myanmar, Thaw takut untuk membawa mereka berkeliling negaranya, mengingat iklim saat ini.
"Jika orang-orang datang untuk bersenang-senang, saya tidak berani menanganinya," ujar Paing Paing Thaw.