Bagasi Pesawat Tak Lagi Gratis, ASITA: Animo Perjalanan Wisata Turun

29 Agustus 2019 11:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Rakernas ASITA periode 2019-2024 Foto: Dok. Kemenpar RI
zoom-in-whitePerbesar
com-Rakernas ASITA periode 2019-2024 Foto: Dok. Kemenpar RI
ADVERTISEMENT
Biaya bagasi pesawat menjadi salah satu komponen yang harus diperhitungkan ketika kamu hendak traveling. Apalagi jika kamu berencana menghemat biaya saat liburan.
ADVERTISEMENT
Awalnya maskapai penerbangan berbiaya murah alias low cost carrier (LCC) sempat menggratiskan layanan ini. Sehingga dengan hanya membayar tiket pesawat saja, penumpang sudah mendapat kuota bagasi gratis sebanyak 10-20 kilogram. Tapi sayangnya, maskapai LCC kini tidak lagi menggratiskan bagasi.
Sejak awal tahun 2019, maskapai LCC seperti Lion Air, Citilink, dan Wings Air mulai menerapkan bagasi berbayar. Tarifnya pun berbeda-beda, tergantung berat bagasi dan rute perjalanan.
Ilustrasi destinasi wisata Danau Toba Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Namun, kebijakan tersebut sejatinya telah sesuai dengan peraturan yang ada. Aturan mengenai bagasi berbayar ini tercantum dalam Pasal 22 Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 185 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri.
Meski demikian, karena sudah terlalu lama menikmati bagasi gratis, kebijakan bagasi berbayar ini tak pelak sempat diprotes masyarakat. Kebijakan itu dinilai memberatkan.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), Nunung Rusmiati, tidak menampik bahwa kebijakan tersebut berdampak pada pariwisata. Sejak hadirnya bagasi berbayar, ASITA mencatat terjadi penurunan daya beli perjalanan wisata, meski tak terlalu signifikan.
Ilustrasi orang membawa barang dan koper banyak di Bandara. Foto: ANTARAFOTO/Nova Wahyudi
“Kalau dampak yang sangat signifikan tidak sih, ya. Tapi kalau turun 5-10 persen itu ada. Kalau dampak yang sangat berlebihan, sampai drop banget saya rasa tidak,” ungkap Nunung kepada kumparan, Rabu (28/8).
Mau tak mau, kebijakan ini pun mengharuskan pelaku usaha untuk mengedukasi wisatawan, bahwa kini tiket pesawat LCC tidak termasuk bagasi. Sehingga wisatawan yang butuh bagasi harus membayar lagi. Menurut Nunung ini jadi tantangan tersendiri.
“Awalnya memang sulit, tapi tinggal bagaimana kita pintar-pintar menerangkan bahwa tiket enggak termasuk bagasi lagi,” ujarnya.
com-Ilustrasi liburan Foto: Shutterstock
Menurut Nunung, sejatinya bagasi berbayar tidak terlalu mempengaruhi animo masyarakat untuk liburan. Terutama untuk destinasi wisata domestik, pihaknya mencatat bahwa pesawat LCC memang masih jadi andalan wisatawan.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Nunung mengajak wisatawan untuk melihat kebijakan ini dari sisi positifnya. “Saya rasa kalau untuk rute domestik, (fasilitas) maskapai low cost itu sudah cukup. Kami jelaskan kepada masyarakat kalau misal tidak ada barang, lebih enak, tidak terlalu ribet (urus bagasi), dan lebih murah,” tutupnya.