Bali Masuk Daftar Destinasi yang Sebaiknya Tak Dikunjungi 2025, Ini Kata Dispar

23 November 2024 14:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keindahan Pura Ulun Danu, Bali  Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Keindahan Pura Ulun Danu, Bali Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Dinas Pariwisata (Dispar) Bali merespons kajian dari media perjalanan asing, Fodor's Travel, yang menilai Bali sebagai destinasi wisata yang tidak layak dikunjungi tahun 2025. Kepala Dispar Bali, Tjok Bagus Pemayun, membantah Bali mengalami overtourism atau pariwisata berlebih.
ADVERTISEMENT
“Tidak seperti yang diberitakan, ada parameter beberapa kita akui seperti masih terkonsentrasi di Bali Selatan, tapi dari sisi kondisi kunjungan wisatawan kan belum sekali menunjukkan sampai berlebih,” kata dia seperti dikutip Antara.
Sejumlah wisatawan mancanegara turun dari kapal cepat setibanya di Pelabuhan Banjar Nyuh Nusa Penida, Klungkung, Bali, Selasa (22/10/2024). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
Ia pun membandingkan kondisi saat ini dengan sebelum pandemi COVID-19, di mana tahun 2019 jumlah kunjungan wisman lebih dari 6,2 juta kunjungan, sedangkan tahun ini masih di angka 4,7 juta.
“Tingkat hunian kamar juga masih 80 persen, cuma terkonsentrasi di selatan saja, kadang-kadang ada yang musim puncak 90 persen, tapi kalau di seluruh Bali ketersediaan kamar masih banyak,” lanjut dia.
Sejumlah wisatawan mancanegara mengamati bade atau menara bertingkat tujuh dan tempat pembakaran jenazah pada upacara ngaben massal di Desa Adat Karangsari, Nusa Penida, Klungkung, Bali, Kamis (18/7/2024). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
Dispar Bali mengeklaim artinya belum terjadi pariwisata berlebih, namun tantangannya adalah bagaimana mengenalkan wisatawan bahwa ada destinasi lain di daerah Bali utara, timur, dan barat, agar wisatawan tidak menumpuk di selatan.
ADVERTISEMENT
“Kami sudah menyusun pola perjalanan itu, kami sudah bekerja sama dengan kampus Universitas Udayana, jadi itu untuk Bali timur, utara, dan barat,” lanjutnya.

Bali Masih Layak Dikunjungi

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun. Foto: Kemenparekraf RI
Ia mengakui terjadi lonjakan kunjungan di luar prediksi jika melihat situasi selama COVID-19, lonjakan ini sejalan dengan meningkatnya alih fungsi lahan, sehingga Pemprov Bali harus perlahan menata.
“Jadi tidak ada alasan bahwa Bali overtourism, bahwa Bali tidak direkomendasi kunjungan, kan Bali secara keseluruhan bisa dikunjungi ke mana-mana, Bali masih sangat layak dikunjungi tidak hanya sekarang, tapi setiap saat,” tuturnya.
Wisatawan di Bali. Foto: Kemenparekraf RI
Adapun yang sudah dilakukan Pemprov Bali menangani permasalahan ini seperti mendukung pemerintah pusat dalam penataan perizinan melalui OSS, membuat tim pengendalian pembangunan, membuat do and don't, dan aturan soal kawasan suci.
ADVERTISEMENT
Tjok Pemayun berharap pemberitaan Fodor tidak membuat wisatawan ragu untuk berlibur, sebab pemerintah tidak diam dan terus berbenah, serta merekomendasikan wisatawan tidak hanya berada di Bali selatan namun wilayah lainnya.