Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Batavia hingga Jakarta Tokubetsu Shi, Ini Sejarah Penamaan Ibu Kota Indonesia
22 Juni 2022 11:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Konon, eksistensi kota ini sudah ada sejak abad ke-5 di bawah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara. Meskipun tidak ada satu pun prasasti yang berada di Jakarta.
Dilansir situs Pemerintahan Indonesia, keberadaan Kerajaan Tarumanegara baru terungkap setelah catatan nisbi yang lengkap baru tersusun dalam Naskah Wangsakerta yang ditulis pada abad ke-17.
Pada abad ke-12, Jakarta berada di bawah kekuasaan Kerajaan Galuh-Pakuan dengan nama Sunda Kelapa. Namun, pada tahun 1527 saat pelabuhan Sunda Kelapa dikuasai oleh Fatahillah, namanya diubah menjadi Jayakarta.
Sedangkan, saat itu orang Barat yang singgah di kota ini menyebutnya dengan nama Jacatra. Nama itu masih disebut oleh orang Belanda hingga tahun 1619.
Tapi pada tahun 1619, saat Jan Pieterszoon Coen dengan membawa 1.000 pasukan menyerang Kerajaan Banten dan menghancurkan Jayakarta, kota ini pun dikuasai Belanda.
ADVERTISEMENT
Pada 4 Maret 1621, namanya diubah menjadi Batavia dengan melalui kesepakatan De Heeren Zeventien dari VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie).
Batavia sendiri berasal dari etnis Jermanik yang bermukim di pinggiran Sungai Rhein. Mereka dianggap sebagai nenek moyang dari Belanda dan Jerman bernama Bataf.
Belanda sangat mengagungkan nenek moyangnya dan mereka merasa perlu mengabadikan nama Batavia di negeri jajahannya, salah satunya Indonesia.
Sekitar 3 abad nama Batavia dipakai dan merupakan nama yang paling lama digunakan untuk kota ini. Namun, kebijakan de-Nederlandisasi oleh Pemerintah Jepang, membuat nama kota diganti dengan bahasa Indonesia atau Jepang.
Pada 1942, nama Batavia diubah menjadi menjadi ‘Djakarta’ sebagai akronim ‘Djajakarta’.
Menurut Lasmijah Hardi dalam ‘Jakartaku, Jakartamu, Jakarta Kita’ (1987), pergantian nama itu bertepatan dengan perayaan Hari Perang Asia Timur Raya pada 8 Desember 1942.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, saat itu nama lengkap dari kota ini adalah Jakarta Tokubetsu Shi.
Namun, saat Jepang kalah pada Perang Dunia ke-II, dan Indonesia merdeka, nama Jakarta tetap digunakan namun tanpa menggunakan nama Jepang-nya.
Pada 20 Desember 1949, Menteri Penerangan RIS (Republik Indonesia Serikat) saat itu, Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu, menegaskan tidak ada lagi sebutan Batavia untuk kota ini.
Lalu, pemberian nama Jakarta dikukuhkan pada 22 Juni 1956 oleh Wali Kota Jakarta, Sudiro, yang di mana saat itu Jakarta masih bagian dari Provinsi Jawa Barat.
Pada 1959, Jakarta mengalami perubahan menjadi Daerah Tingkat Satu yang dipimpin oleh gubernur. Lalu, pada 1961 diubah lagi menjadi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI).
Dan alasan kenapa 22 Juni menjadi ulang tahun kota Jakarta ini dikarenakan momen kemenangan Fatahillah mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada 22 Juni 1527.
ADVERTISEMENT