Beda Barong Banyuwangi dan Barong Bali

3 September 2017 21:20 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Infografis Keunikan Barong Banyuwangi (Foto: Ridho Robby/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Infografis Keunikan Barong Banyuwangi (Foto: Ridho Robby/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apa bedanya Barong Bali dan Barong Banyuwangi yang berada di Desa Kemiren?
ADVERTISEMENT
Jawabannya mudah sekali ditemukan seperti telah disajikan oleh infografis di atas. Tapi saya ingin mengajak anda berkeliling, ke berbagai cerita dan mitos-mitos seputar Barong.
Sekitar tahun 1990-an, karena dilanda hujan deras, warga Desa Kemiren pernah melewatkan tradisi Barong Ider Bumi yang berarti tidak menggelar ritual tersebut. Tak lama, istri dari salah satu ahli waris Barong kesurupan.
Ia marah-marah karena Ider Bumi tidak dilaksanakan. "Kami takut kalau sampai ritual Ider Bumi tidak digelar," ujar Serad, sesepuh Desa Kemiren.
Tarian Barong memang bertujuan untuk menjauhkan desa dari bencana dan malapetaka. Barong dipercaya sebagai makhluk penjaga desa yang merupakan perwujudan dari nenek moyang mereka.
Arak-arakan Barong Tumpeng Sewu, Kemiren (Foto: Rina Nurjanah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Arak-arakan Barong Tumpeng Sewu, Kemiren (Foto: Rina Nurjanah/kumparan)
Banyak versi cerita hadir mengenai kesenian satu ini.
ADVERTISEMENT
Serad, dikutip dari kompas.com, menceritakan bahwa kali pertama Tarian Barong Ider Bumi muncul yakni pada 1840. Kala itu desa tengah diserang wabah mematikan yang mengambil nyawa banyak warga. Bencana ditambah pula dengan gagal panen yang melanda pertanian, sumber utama penghasilan warga desa, karena serangan hama.
"Saat itu sesepuh desa meminta petunjuk Mbah Buyut Cili yang membuka desa ini. Dan Mbah Buyut Cili meminta agar masyarakat mengarak barong. Dan wabah penyakit langsung hilang setelah permintaan itu dipenuhi," kisah Serad.
Arak-arakan Barong pun digelar dari pintu masuk desa di arah timur yang disebut Pusaran, menuju barat yakni pintu keluar yang disebut dengan Mangku Barong. Jarak yang harus ditempuh sekitar 3 kilometer
ADVERTISEMENT
"Sampai tempat Mangku Barong mereka kembali lagi ke pintu masuk, dan terakhir ditutup dengan selamatan makan bersama dengan menu pecel pitik," papar Serad selanjutnya.
Arak-arakan Barong Tumpeng Sewu, Kemiren (Foto: Rina Nurjanah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Arak-arakan Barong Tumpeng Sewu, Kemiren (Foto: Rina Nurjanah/kumparan)
Sementara situs kemiren.com melansir bahwa Barong Kemiren muncul sejak abad ke-16. Sanimah, warga Kemiren Kuno, menciptakan barong yang tampak jelek dan buruk rupa. Barong tersebut kemudian diwariskan kepada anaknya, Mbah Tompo.
Di masa penjajahan kolonial Belanda, Mbah Tompo dan barongnya diusir dari desa. Mbah Tompo kemudian bertemu dengan Sukip dan Win, seorang ahli pembuat barong. Ia pun meminta untuk dibuatkan barong yang baru, seperti yang bisa dilihat sekarang.
Kembali ke Kemiren, barong tersebut kemudian diwariskan kepada Sutarman dan Samsuri, hingga turun temurun.
ADVERTISEMENT
Cerita berbeda datang dari Sucipto, Pak Cip, salah satu seniman Desa Kemiren.
Ia menuturkan bahwa Mbah Tompo bermimpi diminta membuat barong pada tahun 1647. Mbah Tompo pun melaksanakan perintah dalam mimpi tersebut dengan bantuan Mbah Soeb, kawannya. Barong inilah yang dipakai hingga sekarang. Silakan hitung sendiri berapa usia barong tersebut sekarang.
Apapun cerita awal mula tarian barong, pada dasarnya barong memiliki makna yang begitu sakral dan spiritual bagi masyarakat Desa Kemiren. Andrew Beatty dalam buku berjudul Varieties of Javanese Religion, menuliskan bahwa Barong merupakan pertunjukan rakyat yang berkisah tentang pertarungan antara naga dan singa yang kemudian diwujudkan dalam tarian topeng.
Mbah Pi'i, Pawang Barong Kemiren (Foto: Rina Nurjanah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mbah Pi'i, Pawang Barong Kemiren (Foto: Rina Nurjanah/kumparan)
Namun kisah Barong Banyuwangi sedikit berbeda.
ADVERTISEMENT
Barong dikisahkan bermula dari pertarungan dua bangsawan sakti dari Bali dan Blambangan, yakni Minak Bedewang dan Alit Sawung. Mereka berwujud harimau besar dan burung garuda. Hingga akhirnya mereka diperintahkan oleh Yang Maha Kuasa untuk berdamai.
Akhirnya wujud keduanya pun bersatu dan menjadi simbol kebersamaan.
Tarian Barong yang mengelilingi desa di waktu-tertentu seperti ritual Ider Bumi dan selamatan desa, atau Tumpeng Sewu, bersifat sakral.
Dalam upacara Ider Bumi terdapat empat jenis tarian barong yang ditampilkan dan memiliki cerita sendiri sendiri. Kempat barong tersebut adalah barong tua, barong remaja, barong anak anak, barongsai. Keempat barong itu melambangkan generasi-generasi yang tinggal di desa Kemiren, sementara barongsai dalam ritual tersebut ditujukan demi menghormati adanya etnik Tionghoa.
ADVERTISEMENT
Ritual Ider Bumi diselenggarakan setiap 2 Syawal, sementara Tumpeng Sewu dilaksanakan pada Minggu atau Kamis malam pertama bulan Zulhijah. Ritual tersebut bertujuan untuk menjauhkan desa dari bencana alias tolak bala.
Namun kini Barong juga bersifat hiburan dan replikanya pun dibuat. Tarian Barong kemudian digelar juga di acara pernikahan, khitanan, dan pagelaran seni. Hal ini bertujuan untuk melestarikan kesenian barong.
Di satu sisi, ada kekhawatiran akan hilangnya kemurnian dan kesakralan barong seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya zaman.
Setelah berbagai cerita di atas, sudahkah kamu menemukan apa perbedaan Barong Bali dan Barong Banyuwangi di Kemiren?
Ya, bedanya secara fisik. Barong Bali berukuran lebih besar dan tidak punya sayap, sedangkan Barong Kemiren berukuran kecil dan mempunyai sayap.
ADVERTISEMENT
Infografis Keunikan Barong Banyuwangi (Foto: Ridho Robby/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Infografis Keunikan Barong Banyuwangi (Foto: Ridho Robby/kumparan)