Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Belajar Membatik di Kampung Batik Trusmi, Cirebon
28 Desember 2017 12:52 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak mengenal batik? Kain wastra Nusantara ini telah diakui dunia dan ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya asli Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bahkan, tanggal 2 Oktober telah ditetapkan Hari Batik Nasional. Hal ini sengaja dibuat agar masyarakat selalu ingat dengan warisan khas Tanah Air tersebut.
Saat ini, batik sendiri memiliki beberapa jenis, seperti batik tulis, cap, maupun print. Motif yang dihadirkan pun beragam, mulai dari parang, mega mendung, hingga kawung banyak mencuri perhatian masyarakat Indonesia maupun macanegara.
Keindahan ini pula yang membuat Aria , dan teman-temannya ingin belajar lebih jauh mengenai batik.
Ia memilih untuk berkunjung ke Cirebon, karena letaknya yang tak jauh dari Jakarta. Mereka pun akhirnya memesan tiket kereta melalui tiket.com langsung untuk pulang-pergi.
Mereka menghabiskan satu hari penuh untuk belajar batik dan kembali ke Jakarta dihari yang sama. Ketika berangkat Aria dan teman-temannya menggunakan kereta Fajar Utama Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Kampung Batik Trusmi menjadi tujuan mereka, yang berjarak sekitar 7 kilometer dari Stasiun Cirebon. Mereka menggunakan becak untuk menuju pusat batik itu.
Kampung Trusmi terletak di Kecamatan Plered, yang merupakan salah satu sentra batik di Cirebon. Ketika sampai di sana, mereka disambut dengan gapura besar yang sekaligus menjadi pintu masuk kampung batik ini.
Saat masuk, deretan toko batik telah berdiri kokoh untuk menyambut mereka. 'Batik Trusmi' sendiri merupakan toko batik terbesar di Cirebon.
"Toko ini seakan menjadi landmark, sekaligus one stop shopping yang menyediakan batik dan oleh-oleh Cirebon," terang Aria.
Mereka diajak oleh si empunya becak untuk ke workshop Batik Gunung Jati, yang konon menjadi salah satu produsen batik tertua di Kampung Trusmi.
ADVERTISEMENT
Di sana mereka disuguhkan proses pembuatan batik, mulai dari saat menggambar pola melukis batik dengan malam, pewarnaan, merebus kain untuk melepas lilin, hingga batik dicuci dan dijemur.
Bu Sutarmi, salah satu pengrajin yang mereka jumpai, menjelaskan jika di daerah pesisir batik Cirebon memiliki polesan warna yang lebih terang, ketimbang batik yang ada di Solo, Yogyakarta, dan Pekalongan.
"Kalau motif yang paling terkenal yaitu mega mendung," katanya kepada Aria dan teman-temannya.
Dari Batik Gunung Jati mereka meneruskan perjalanan untuk mengunjungi beberapa workshop batik lainnya. Tak lupa mereka mencoba nasi jamblang dan tahu gejrot untuk makan siang sebagai salah satu kuliner khas Cirebon.
==================================
Kamu mau uang tunai untuk jalan-jalan? Silakan ikuti kompetisi menulis bersama tiket.com. Hadiah totalnya Rp 25 juta dan lomba berakhir pada 14 Januari 2018. Info selengkapnya bisa dilihat di sini .
ADVERTISEMENT