Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Jika mengunjungi Kepulauan Bangka, cobalah berkunjung ke Museum Timah Indonesia Muntok yang terletak di Kabupaten Bangka Barat, tepatnya di Kota Muntok.
ADVERTISEMENT
Dalam gedung dua lantai itu wisatawan tidak hanya bisa melihat perkembangan penambangan timah. Pengunjung juga bisa belajar sejarah Kota Muntok, pengasingan tokoh bangsa seperti Sukarno dan Hatta, bahkan sekeping memori perang dunia ada di sana.
Museum Timah Indonesia Muntok menempati bangunan bekas kantor pusat PN Timah. Maka itu bangunan museum terlihat klasik seperti bangunan pada era penguasaan Belanda. Meski bangunan tua, museum ini dilengkapi pendingin udara sehingga pengunjung lebih nyaman untuk berkeliling museum.
Ruang pameran di museum yang digagas sejak 2012 itu terletak pada lantai satu. Sementara di lantai dua terdapat perpustakaan, ruang rapat, auditorium, toilet, pantry dan mushala.
Terdapat pula sembilan galeri di lantai satu museum. Galeri pertama dan kedua ialah lintas sejarah dan sosial budaya Muntok. Di dua galeri ini pengunjung bisa mendapatkan informasi tentang Kota Muntok mulai dari era kerajaan, saat dikuasai Belanda hingga menjadi bagian dari Indonesia. Selain itu ada juga replika mesin tenun untuk membuat kain khas Muntok. Informasi dalam galeri tersebut disampaikan dalam bentuk poster yang terdapat di dinding dan laci meja.
ADVERTISEMENT
“Kita menyediakan 70 persen masalah timah 30 persen soal budaya dan sosial di luar timah dan perang dunia ke dua,” kata Kepala Museum Timah Indonesia Muntok, Fahrizal Abubakar.
Berlanjut ke ruangan berikutnya ialah galeri geologi dan eksplorasi. Di sini terdapat berbagai informasi soal penambangan timah yang dilakukan pertama kali di Bangka maupun Belitung. Selain itu juga terdapat alat-alat yang digunakan dalam pemetaan maupun eksplorasi.
Galeri selanjutnya ialah galeri tambang darat dan tambang laut. Terdapat sebuah televisi di ruangan tersebut yang memutar video tentang proses penambangan.
Selain itu, di ruangan ini juga terdapat miniatur kapal yang digunakan untuk penambangan di laut. Bukan hanya penambangan modern, dalam ruangan itu juga ada alat penambangan tradisional yang digunakan pada masa lalu.
ADVERTISEMENT
Di sebelah galeri tambang darat dan tambang laut terdapat galeri peleburan timah. Galeri ini menempati ruangan paling besar di bangunan yang berdiri sejak 1915 tersebut. Seperti namanya, di ruangan tersebut terdapat berbagai bentuk hasil peleburan timah. Mulai dari peleburan zaman dahulu yang masih berbentuk kotak, hingga saat ini yang menggunakan mesin dan menghasilkan bentuk lebih beragam.
Selain itu, di dalam museum juga bisa dipajang prasasti yang terbuat dari timah. Di atas lempengan timah itu terdapat aksara Sumatera kuno. Prasasti berbahasa melayu kuno itu ditemukan pada 2017 di Pantai Barhala, Muntok dan Sungai Musi, Palembang.
“Jadi itu digunakan oleh prajurit untuk mengirimkan pesan dan sebagai jimat pada masa itu,” kata Fahrizal.
Selain itu juga terdapat timah yang dijadikan media barter di masa Kerajaan Sriwijaya. Benda-benda tersebut didapat di lokasi yang sama dengan prasasti timah.
ADVERTISEMENT
Selain yang telah disebutkan, masih ada galeri sarana – prasarana kreasi anak zaman berisi poster yang memuat tempat-tempat bersejarah di Muntok. Disamping galeri itu terdapat galeri Bung Karno yang berisi foto-foto Bung Karno bersama Bung Hatta dan beberapa tokoh lainnya diasingkan di Bangka.
Dalam ruangan itu juga terdapat maket bangunan Pesanggrahan Menumbing dan Pesanggrahan Bangka Tin Winning yang menjadi tempat tinggal para tokoh nasional selama pengasingan.
Galeri terakhir ialah bernama Vivian Bullwinkel. Isi dalam galeri ini menceritakan tentang suster yang berhasil selamat dari tragedi pembantaian pada perang dunia kedua.
Di galeri ini ditampilkan tiruan pakaian yang digunakan Vivian saat menjadi bagian dari kapal Vyner Brooke. Selain itu juga terdapat pakaian tentara Jepang.
Fahrizal mengatakan pengunjung Museum Timah Indonesia Muntok datang dari berbagai wilayah di Indonesia. Kunjungan paling banyak biasanya terjadi pada akhir pekan. Museum sendiri buka setiap Sabtu hingga Kamis dari pukul 08.00 – 12.00 WIB dan pukul 13.00 – 16.00 WIB.
ADVERTISEMENT
“Kita tidak pungut biaya untuk masuk ke museum. Jadi silahkan datang saja,” kata Fahrizal.