Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Berkenalan dengan Suku Sahu, Penduduk Asli Jailolo di Halmahera Barat
13 Desember 2017 19:12 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Berkenalan dengan penduduk lokal saat berlibur selalu menyenangkan. Saat kita mau membuka diri untuk memahami kearifan lokal setempat, maka kemampuan kita untuk bertoleransi semakin terasah.
ADVERTISEMENT
Nah ketika berlibur ke Jailolo, Halmehara Barat, Maluku, berkenalan lah dengan Suku Sahu, penduduk asli di sana. Konon suku itu dinamai oleh Sultan Ternate. Dinamai Sahu karena dulu tetua suku tersebut menemui sultan di waktu sahur.
Mayoritas penduduk Suku Sahu bertani. Sebagai tanda rasa syukur, Suku Sahu menggelar pesta panen dua kali dalam setahun. Mereka menyebut pesta itu yang disebut Horom Toma Sasadu. Horom berarti makan, toma berarti di, dan sasadu merupakan rumah adat setempat.
Ya, dalam pesta ini mereka makan, minum dan menari-nari di rumah adat yang ada di setiap kampung. Dulu Horom Toma Sasadu dilakukan sembilan hari tanpa henti. Namun sekarang hanya sehari.
Saat upacara adat semua warga desa diwajibkan untuk minum sageur yang merupakan tradisi Suku Sahu. Saguer sebenarnya sama dengan tuak dalam Bahasa lokal setempat. Meski rasanya asam, kamu bakal langsung melek setelah meminum sageur. Baik laki-laki maupun wanita Sahu diwajibkan meminumnya.
ADVERTISEMENT
Suku Sahu terkenal dengan tarian tradisional mereka yakni Tari Legu Sasalai. Tarian ini biasa ditampilkan untuk menyambut tamu atau saat Horom Toma Sasadu. Dalam gerakannya, tarian ini menggambarkan 3-4 orang yang membuka jalan agar putri bisa lewat .
Kuliner khas Suku Sahu juga tak kalah menarik. Mereka punya Nasi Cala atau Nasi Kembar. Nasi itu dimasak dengan digulung dalam daun lalu dimasukkan dalam bambu dan dibakar. Alhasil, nasi menjadi wangi dan gurih. Nasi itu biasanya dimakan bersama ikan rica-rica dan sambal colo-colo.
Jangan lupa main juga ke rumah adat Sasadu khas Jailolo. Dari atapnya sekilas rumah itu terlihat seperti saung tempat peristirahatan petani. Namun Sasadu lebih besar. Sasadu memang awalnya adalah rumah peristirahatan di hutan.
ADVERTISEMENT
Kini Sasadu digunakan sebagai tempat upacara-upacara ritual. Biasanya setiap kampung memiliki satu-dua Sasadu besar yang bisa memuat seluruh warga sekitar.