Berkunjung ke Ezaki Glico Museum Osaka: Karamel, Pocky, hingga Glico Sign

26 September 2025 14:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Berkunjung ke Ezaki Glico Museum Osaka: Karamel, Pocky, hingga Glico Sign
Berkunjung ke Ezaki Glico Museum Osaka, Karamel, Pocky, Hingga Glico Sign.
kumparanTRAVEL
Mengunjungi Museum Ezaki Glico di Osaka.  Foto: Rini Friastuti/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mengunjungi Museum Ezaki Glico di Osaka. Foto: Rini Friastuti/kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak kenal Pocky? biskuit panjang berbalut cokelat dengan berbagai macam rasa ini sudah wara wiri di seluruh minimarket hingga supermarket yang ada di Indonesia. Biskuit stik berlapis cokelat ini sangat populer di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Pocky sendiri diproduksi oleh Glico, brand makanan asal Jepang. Selain Pocky, di Indonesia Glico juga menghadirkan Pretz, biskuit stik dengan rasa manis hingga asin, hingga Pejoy, biskuit stik lembut yang diisi dengan berbagai macam isian, seperti cokelat Belgia dan lainnya.
Mengunjungi Museum Ezaki Glico di Osaka. Foto: Rini Friastuti/kumparan
Akhir September ini, kumparan berkesempatan untuk berkunjung langsung ke kantor pusat Glico yang berlokasi di Utajima, Nishi-Yodogawa-ku, Osaka. Kantor pusat ini juga satu kompleks dengan Glico Museum, yang ada di sebelahnya.
Tahukah teman kumparan? Ternyata kata Glico berasal dari kata Glycogen atau Glikogen, bentuk penyimpanan glukosa (gula) dalam tubuh hewan termasuk manusia, yang berfungsi sebagai cadangan energi jangka pendek di hati dan otot.
Mengunjungi Museum Ezaki Glico di Osaka. Foto: Rini Friastuti/kumparan
Semua itu tak sengaja ditemukan oleh pendiri Glico, Ri-ichi Ezaki, di tahun 1919, dari kaldu tiram yang dibuang oleh nelayan di Laut Ariake, yang mengandung sejumlah besar Glikogen. Kemudian ada kejadian putranya yang terkena penyakit tifus dan selamat dengan diberi Glikogen, semakin menguatkan keinginan Ezaki untuk menyebarkan makanan ini ke dunia.
ADVERTISEMENT
Di tahun 1921, Ezaki mendirikan Ezaki Glico. Produk pertamanya adalah permen karamel berbentuk hati yang dirilis pada tahun 1921, yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan anak-anak di Jepang dengan menggunakan glikogen dari tiram sebagai bahan utamanya.
Mengunjungi Museum Ezaki Glico di Osaka. Foto: Rini Friastuti/kumparan
Tahun 1922 dimulailah penjualan Glico Caramel di Mitsukoshi, toko legendaris yang berlokasi di Osaka. Tanggal dimulainya penjualan pada 11 Februari juga dijadikan sebagai tanggal pendirian Ezaki Glico.
Kemasan pertama produk permen karamel ini adalah kotak merah legendaris berwarna merah dengan gambar pelari maraton dengan tangan terangkat. Slogannya saat itu adalah "300 meter dalam satu kemasan", yang artinya isi permen di dalam kotak tersebut memberikan energi kepada konsumennya untuk berlari sejauh 300 meter, seperti halnya pelari maraton. Kelak, pelari maraton ini dinamakan Glico Goal-in Mark, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Glico Man, yang papan reklame raksasanya dipajang di kawasan wisata Dotonbori.
Mengunjungi Museum Ezaki Glico di Osaka. Foto: Rini Friastuti/kumparan
Tak hanya itu, cara Ezaki mengenalkan permen karamel ini ke anak-anak di Osaka sangat unik, yaitu dengan membuat mesin penjualan otomatis (vending machine) pada tahun 1931, yang menampilkan beberapa potongan film Samurai yang digandrungi anak-anak. Dengan membeli satu permen karamel, anak-anak dapat menonton 1 dari 7 potongan film samurai. Bisa dibilang, Ezaki Glico merupakan pionir penggunaan vending machine sebagai alat penjualan makanan di Jepang.
ADVERTISEMENT
Di Museum Glico, kumparan melihat evolusi kemasan produk yang telah dirilis Glico sejak tahun 1921 hingga sekarang. Termasuk evolusi mainan-mainan anak yang dikemas bersama permen karamel Glico.
Produk kedua Glico selain Glico karamel adalah biskuit bernama Bisco, yang diluncurkan ke publik tahun 1933. Konsep makanan untuk anak-anak ini juga tak jauh berbeda dengan permen karamel, yaitu enak dan bernutrisi, sebagai respons atas tingginya angka kematian bayi dan malnutrisi saat itu. Dengan berfokus pada ragi, yang bermanfaat untuk pencernaan, biskuit ini dirancang seperti biskuit krim dengan tujuan melindungi nutrisi yang terkandung di dalamnya dari panas.
Tahun ke tahun, Bisco terus berevolusi sebagai makanan ringan bernutrisi. Tahun 1985, Bakteri Asam Laktat (BAL) ditambahkan ke dalam Bisco, karena bersifat sebagai prebiotik. Bakteri Asam Laktat juga melindungi dari bakteri patogen berbahaya di pencernaan. Tahun 2025 ini mereka menambahkan senyawa BAL GCL1815 yang membantu daya tahan tubuh.
Mengunjungi Museum Ezaki Glico di Osaka. Foto: Rini Friastuti/kumparan
Dan tentu saja, sejarah Pocky juga dikenalkan di sini. Ternyata, kata Pocky berasal dari kata 'Pokki', sebuah bunyi yang terdengar di telinga masyarakat Jepang saat stik biskuit dipatahkan.
ADVERTISEMENT
Pocky pertama kali diluncurkan pada tahun 1966 dengan slogan 'camilan cokelat berbentuk stik pertama di dunia'. Ini merupakan ide sederhana dan inovatif, karena tidak mengoleskan cokelat di bagian genggamannya. Hingga 2025, berbagai varian rasa Pocky telah diluncurkan, termasuk edisi terbatas dengan rasa khusus, yang hanya diluncurkan di Jepang di musim-musim tertentu.
Di akhir tur, kumparan berkesempatan mencicipi Glico karamel berbentuk hati, produk pertama Ezaki Glico yang legendaris tersebut. Rasanya manis dan bernutrisi, semanis tujuan Glico 'Healthier days, Wellbeing for life'.