Bertemu Menkumham, Sandiaga Uno Rumuskan Visa Long Term untuk Wisatawan Asing

8 Februari 2021 20:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menparekraf Sandiaga Uno dan Menkumham Yasona Laoly di Jakarta, Senin (8/2) Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menparekraf Sandiaga Uno dan Menkumham Yasona Laoly di Jakarta, Senin (8/2) Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dan Dirjen Imigrasi Kemenkumham tengah menyusun atau merumuskan konsep visa long term stay atau second home untuk wisawatan asing khususnya dari kalangan pebisnis. Visa tersebut nantinya dapat digunakan bagi wisatawan asing yang ingin tinggal lebih lama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kami menyepakati visa jangka panjang bagi pekerja maupun wisawatan pebisnis dalam rangka sesuai yang sudah dilihat sebagai trend. Kita menyasar pebisnis wisawatan yang masuk ke Indonesia dalam waktu 3-4 bulan per tahun saat musim dingin di negara asalnya. Konsepnya visa long term stay second home. Untuk visa 5 tahun mereka mendeposit kan uang mereka Rp 2 miliar kalau keluarga Rp 2,5 miliar," ujar Sandiaga seperti dikutip dari keterangan resminya, Senin (8/2).
Menparekraf Sandiaga Uno dan Menkumham Yasona Laoly di Jakarta, Senin (8/2) Foto: Dok. Istimewa
Adapun, Sandi mengatakan visa tersebut akan diperbaharui setiap 5 tahun dan diharapkan hal tersebut dapat membantu perekonomian lokal yang terdampak akibat pandemi.
"Mereka boleh berinvestasi di sini, visa mereka diperbaharui setiap 5 tahun. Diharapkan ini dapat meningkatkan kualitas pariwisata dari segi lama kunjungan dan jumlah pengeluaran atau dampak ekonomi yang lebih dirasakan masyarakat ekonomi lokal," lanjut Sandiaga.
ADVERTISEMENT
Sandi menuturkan rencana pengembangan visa khusus untuk kunjungan jangka panjang tersebut diharapkan dapat menjaring wisatawan asing yang ingin berbisnis di Indonesia. Sebab, banyak wisatawan asing yang memiliki kemampuan untuk tinggal lebih lama.
"Disebutkan ada benua ke-7 dengan jumlah 1 miliar warga dunia yang berusia 60 tahun ke atas dengan pendapatan lebih dari 15 triliun USD yang memiliki kemampuan untuk tinggal lebih lama, berbelanja, dan berwisata lebih lama. Ini perlu menjadi fokus peningkatan kualitas wisatawan kita khususnya dari lama kunjungan dan spending atau belanja wisatawan tersebut selama di Indonesia," imbuhnya.
Untuk itu, Sandiaga menambahkan, beberapa destinasi wisata seperti Bali, Batam, Bintan, maupun beberapa destinasi lainnya yang sesuai dengan bingkai Asean Travel Coridor akan dibuka aksesnya bagi wisawatan mancanegara. Diharapkan hal tersebut dapat segera rampung dalam waktu beberapa pekan ke depan.
Sepasang wisatawan asing tengah menikmati lanskap laut dan pantai Bali dari atas tebing Foto: Dok. Booking.com
"Kami juga mengkaji visa kunjungan bisnis dan wisatawan terutama dalam peningkatan layanan e-visa yang sangat membantu kemudahan mendapatkan visa. Serta pertimbangan memberikan perlakuan khusus pada negara ASEAN yang sudah memiliki kesepakatan Travel Arrangement atau Travel Bubble dengan tentunya menerapkan prinsip Resiprosity atau timbal balik. Negara-negara tersebut juga membebaskan Visa untuk Warga Negara Indonesia," imbuh Sandiaga.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Sandiaga menyebutkan pihaknya akan merumuskan bersama-sama dengan Imigrasi di mana Kemenparekraf berperan sebagai leading sektor.
Ilustrasi wisatawan mancanegara Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
"Kami baru saja menyelesaikan pertemuan dengan bapak Menkumham Yasonna Laoly. Kami mengapresiasi kesiapan dan langkah-langkah untuk berkoordinasi pembukaan data kesehatan yang lebih baik dan protokol kesehatan lebih ketat dalam konteks pembukaan kedatangan wisatawan ke beberapa sentra pariwisata dan ekonomi kreatif yang sedang kita siapkan bersama dengan Menteri Luar Negeri, Menteri Kesehatan, Satgas COVID-19 dan pemerintah daerah," ujar Sandi.
Kemenparekraf juga memerlukan data-data wisatawan mancanegara untuk melengkapi big data dan dalam rangka penyusunan rencana sosialisasi yang lebih ditargetkan dan tersegmentasi.
"Dalam pertemuan yang juga dihadiri Dirjen Imigrasi Bapak Ginting, yang kami sampaikan bahwa pintu pertama wisawatan adalah petugas kita dari Imigrasi. Untuk itu kita perlu memberikan kesan pertama yang mencerminkan budaya Indonesia yang ramah, hangat, dan memiliki kekayaan alam dan budaya," ungkap Sandiaga.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Kemenparekraf juga turut mendorong dari sisi ekonomi kreatif peningkatan kerja sama dalam perlindungan produk-produk terkait hak kekayaan intelektual (HKI). Tahun lalu pihaknya mendapatkan penghargaan sebagai kementerian yang paling banyak mendaftarkan hak kekayaan intelektual.
Sandiaga juga mengatakan bahwa hal itu terus diperluas dengan beberapa kegiatan kampanye seperti bangga buatan Indonesia, beli kreativitas lokal, dan bangga berwisata di Indonesia.
"Sehingga kasus seperti wisatawan Christian Grey maupun para pekerja yang ingin melakukan kegiatan digital nomade yang berkaitan dengan cuaca maupun keindahan alam yang kita miliki memiliki payung hukum sesuai kearifan lokal, ketentuan Perundang-undangan dan peraturan yang berlaku lainnya. Sehingga dapat membangkitkan dan memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kita," pungkas Sandiaga.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)