Berusia Lebih dari 80 Tahun, Gua Jepang di Kupang Diharapkan Jadi Cagar Budaya

29 April 2025 11:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gua Foto: Dok. Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gua Foto: Dok. Thinkstock
ADVERTISEMENT
Gua Jepang Fatusuba diharapkan dapat menjadi cagar budaya nasional. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon setelah meninjau langsung gua yang terletak di Kampung Bonen, Desa Baumata, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut.
ADVERTISEMENT
“Ke depan, saya berharap agar situs ini dapat menjadi Cagar Budaya,” kata Fadli Zon seperti dikutip dari Antara pada Selasa (29/4).
Untuk menjadi Cagar Budaya, kata Fadli Zon, tentunya diperlukan proses penelitian dan kajian lebih lanjut dengan melibatkan bukan hanya ahli, namun juga pemerintah daerah.
Dengan kehadiran Balai Pelestarian Kebudayaan XVI di Provinsi NTT, Kementerian Kebudayaan berharap agar upaya pelestarian situs-situs bersejarah seperti ini bisa melibatkan masyarakat dan komunitas setempat.
Wisatawan saat melakukan wisata susur gua di dalam gua karst Foto: Dok. Istimewa
Saat meninjau gua Jepang tersebut, Fadli Zon yang ditemani oleh Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma menggunakan peralatan pengaman seperti safety helmet dengan senter serta sepatu bot bersama petugas kemudian masuk ke gua untuk menyusuri setiap ruangan lorong gua.
Kondisi di dalam gua yang becek, lembab dengan kondisi tekstur jalan yang licin dan lumayan sulit tidak menyurutkan semangat keduanya untuk masuk menyusuri dan melihat langsung ke dalam gua.
ADVERTISEMENT
Wagub NTT mengucapkan terima kasih atas kunjungan Menteri Kebudayaan pada situs Gua Jepang tersebut. Ia berharap agar situs tersebut dapat menjadi cagar budaya.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menjawab pertanyaan wartawan di Gedung A Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
Johni menginstruksikan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengumpulkan data-data sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
“Saya instruksikan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan bersama pihak-pihak terkait untuk kumpul data tentang tempat ini. Libatkan pihak-pihak seperti masyarakat sekitar, pihak akademisi baik dari perguruan tinggi negeri dan swasta juga,” ujar dia.
Semua data dan bahan tersebut nantinya ujar dia dikirimkan ke Kementerian Kebudayaan untuk ditindaklanjuti lebih dalam lagi.

Gua yang Berusia Lebih dari 80 Tahun

Gua Jepang Fatusuba yang berusia kurang lebih 80 tahun ini memiliki nilai sejarah berkaitan dengan Perang Dunia II, ketika Jepang berada wilayah Pasifik.
ADVERTISEMENT
Pada masa pendudukan Jepang, gua-gua ini digunakan sebagai tempat perlindungan dan markas militer Jepang yang menyimpan jejak sejarah penting.
Gua Jepang di Kampung Bonen ini pertama kali diinformasikan oleh Pendeta GMIT Mizpa di Kampung Bonen yang selanjutnya menelusuri gua-gua Jepang.
Dalam kunjungan itu hadir pula Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT Ambros Kodo dan Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Noldi Pelokila, Pendeta GMIT Mizpa, Pdt. Otniel Dani Liu, serta Pdt. Desy Takengkeng.