Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Di antara Mesir dan Sudan, Afrika , terdapat sebidang tanah yang cukup unik. Bukan karena bentuknya, justru keunikannya terletak karena tak dimiliki siapa pun, termasuk kedua negara yang berada di dekatnya.
ADVERTISEMENT
Adalah Bir Tawil, satu-satunya tempat di Bumi yang bukan bagian dari negara manapun dan tak ada yang mengklaimnya. Bir Tawil bila diartikan memiliki makna "air sumur tinggi" di Mesir.
Bentuk Bir Tawil sendiri adalah segiempat, tapi uniknya disebut sebagai "Segitiga Bir Tawil", karena terdapat Segitiga Hala'ib yang terletak tepat di sebelahnya. Sementara untuk luasnya mencapai 2 ribu kilometer persegi.
Salah satu alasan mengapa Bir Tawil tak diminati karena menjadi salah satu daerah paling sepi di Afrika Utara. Daerah di sekitarnya kebanyakan berupa pasir dan batu, tak ada sumber daya alam yang melimpah.
Tak hanya itu, Bir Tawil juga dikelilingi oleh pegunungan, tetapi tanpa akses ke jalan atau laut. Alhasil, Bir Tawil bukan ladang emas, karena tidak memberikan kontribusi atau keuntungan bagi negara manapun.
Selain itu, alasan lainnya karena pada tahun 1899 pernah terjadi pertarungan di atas Segitiga Hala'ib yang kala itu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Inggris. Sejak saat itu, tidak ada orang yang menghuni wilayah tersebut dan tidak ada undang-undang yang mengatur.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, Mesir maupun Sudan sama-sama tidak ingin menegaskan kedaulatan Bir Tawil. Namun, dalam peta Mesir, Bir Tawil ditampilkan sebagai wilayah milik Sudan.
Walau tak ada negara yang menginginkannya, nyatanya Bir Tawil pernah diakui beberapa pihak. Seperti, pada tahun 2014 lalu, pria asal AS pernah menjadikan anak perempuannya sebagai putri "Kerajaan Sudan Utara". Kemudian seorang pria India bernama Suyash Dixit, mendeklarasikan dirinya sebagai pemimpin dari sebidang tanah tersebut.
Nah, untuk mencapai Bir Tawil, bisa menggunakan beberapa cara. Pertama, menyewa jeep dari Ibu kota Sudan, Khartoum, dan mengikuti jalan Shendi ke Abu Hamed, yaitu sebuah pemukiman bekas kerajaan kuno Kush.
Kemudian, pilihan kedua adalah melalui Mesir. Berangkat dari kota paling selatan di Aswan, lalu menempuh perjalanan melalui hamparan padang pasir tandus di antara Danau Nasser dan Laut Merah.
ADVERTISEMENT
Namun, sebagian wilayah tersebut ada yang dinyatakan sebagai zona terlarang oleh tentara Mesir. Jadi, bila ingin melewati perbatasan harus mendapat izin dari tentara.
Bagaimana menurutmu? Apa kamu tertarik untuk memilikinya atau berkunjung ke sana?