Bisa Enggak Survive Traveling di Negeri Orang Tanpa Tahu Bahasanya?

5 November 2019 9:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wanita Muslim yang solo traveling (portrait) Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita Muslim yang solo traveling (portrait) Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bahasa adalah salah satu kendala yang dikhawatirkan oleh banyak traveler pemula ketika mau jalan-jalan ke luar negeri, terutama Asia. Terlebih bagi kamu yang belum berani traveling jauh dari Asia, padahal negara-negara di Asia pada umumnya tidak menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.
ADVERTISEMENT
Tersesat, kebingungan, hingga kesulitan mencari kebutuhan atau destinasi wisata menjadi alasan mengapa kemampuan bahasa lokal jadi sangat penting terutama apabila mayoritas penduduk di negara tujuanmu tak mengerti bahasa Inggris, contohnya seperti yang terjadi ketika traveling di Jepang, Thailand, Vietnam, Korea Selatan.
Keempat negara ini sangat berbeda dengan Singapura dan Malaysia yang mayoritas penduduknya terhitung lumayan fasih dengan bahasa Inggris. Tetapi sadar atau tidak, keempat negara tersebut sering kali jadi destinasi wisata masyarakat Indonesia saat jalan-jalan.
Traveling dengan kereta api Foto: Shutter Stock
Lantas, bisa enggak, sih, survive di negeri orang tanpa tahu bahasa lokalnya? kumparan telah mengumpulkan beragam testimoni dari traveler yang telah menyambangi negara-negara tersebut tanpa memiliki kemampuan bahasa lokal. Dan jawaban dari mereka adalah, "Bisa!".
ADVERTISEMENT
Lah, kok bisa? Di Korea Selatan misalnya, meskipun masyarakat umumnya tak banyak yang bisa bahasa Inggris, pihak staf atau pegawai di sekitar kawasan wisata biasanya bisa berbicara dengan bahasa Inggris.
"Kalau pegawainya di sekitar daerah wisata sih biasanya pada bisa sedikit-sedikit. Kalau enggak bisa, ya, pakai bahasa tubuh," kata Andari, wanita yang berdomisili di Bekasi, yang sudah tiga kali traveling ke Negeri Ginseng itu.
Pejalan kaki bersiap menyebrang jalan di Jepang .Foto: Flickr / Russell Charters
Sependapat dengan hal itu, Hesti, rupanya juga melakukan hal yang sama ketika traveling ke Vietnam pada Agustus lalu.
"Pakai bahasa isyarat, tunjukin satu jari kalau butuhnya satu, atau dua kalau butuhnya dua. Kalau enggak, ya, minta tolong warga sekitar yang bisa bahasa Inggris," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Serupa tapi tak sama, Safira Maharani justru memanfaatkan teknologi yang ada untuk membantu perjalanannya.
"Google translate itu berguna banget. Jadi kalau enggak ada yang bisa bahasa Inggris, tinggal diketik terus suaranya dinyalakan atau ditulis saja," ujar Safira.
Tak hanya Safira, Mela, salah seorang karyawan swasta di Jakarta Selatan juga mengatakan hal yang sama.
Pengunjung melihat pemandangan dari The Peak, Hong Kong. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
"Even enggak bisa bahasa Jepang dan enggak ngerti tulisannya, kamu bisa scan aja tulisan atau papan petunjuknya. Jadi kamu bisa tahu artinya," kata Mela.
Untuk mengurangi keraguan atau kekhawatiranmu apabila gadgetmu keburu habis daya saat di perjalanan, kamu bisa, kok, meminta tolong pihak hotel atau warga lokal untuk menuliskan destinasi yang ingin kamu sambangi.
ADVERTISEMENT
Atau kamu bisa langsung saja mencetaknya di kertas setelah diterjemahkan oleh aplikasi penerjemah. Walau tak bisa memiliki kemampuan bahasa lokal, kamu disarankan untuk mengerti dan setidaknya bisa mengucapkan salam atau kata-kata umum dalam bahasa setempat. Seperti permisi, maaf, tolong, dan juga terima kasih.
Gimana, sekarang kamu tak perlu khawatir lagi dengan kendala bahasa, kan?