Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bukan Cuma Kamu, Travel Blogger Febrian Juga Homesick Saat Traveling
11 November 2018 9:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Traveling memang menjadi hal yang menyenangkan. Apalagi jika kamu berada di tempat yang kamu inginkan dalam waktu yang lama. Sehingga kamu dapat mengeksplorasi berbagi keindahan dan keberagaman yang dimiliki oleh destinasi yang dituju.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, walau berada di tempat yang kamu inginkan, kamu bisa saja merindukan rumah, atau dalam bahasa lainnya lebih sering dikenal dengan homesick. Meski begitu, ternyata sindrom ini bukan hanya kamu saja yang mengalaminya, lho. Travel blogger Febrian pun juga.
Ya, seorang travel blogger yang biasanya atau mungkin terbiasa berjalan jauh dari rumah, berpetualang ke berbagai tempat dan bertemu orang baru di setiap perjalanan, pastinya akan mudah beradaptasi di setiap tempat yang ia datangi. Tapi ternyata travel blogger juga sama sepertimu, yang pasti merindukan rumah.
Saat berjalan-jalan di sekitar ibu kota, pada kumparanTRAVEL, Febrian menceritakan bahwa ia pernah merasakan homesick saat traveling. Dan sindrom itu biasanya terjadi saat Febrian berada di tempat yang makanannya dirasa 'kurang cocok' dengan lidahnya.
ADVERTISEMENT
"Kalo makanannya enggak enak, pasti gue homesick," ungkap Febrian pada kumparanTRAVEL beberapa waktu lalu.
Ia juga sempat menceritakan pengalamannya mencoba makanan khas Filipina yang ikonik, balut. Yaitu sebuah telur rebus yang berisi embrio ayam atau itik yang hampir tumbuh sempurna menjadi anak ayam.
Ya, makanan ini dikenal sebagai salah satu kudapan eksotis yang menjadi favorit masyarakat Filipina. Untuk menemukannya pun sangat mudah, karena balut dijual di pinggir jalan sebagai street food.
Pria lulusan London School of Public Relations, Jakarta tersebut juga mengakui kalau dia lebih suka mengonsumsi street food, ketimbang junk food. Baginya junk food sudah pasti tidak sehat jika dikonsumsi terlalu banyak, sedangkan street food belum tentu tidak sehat.
Pada kumparanTRAVEL, ia bercerita bahwa memakan balut merupakan pengalaman pertamanya. Walau terasa aneh, tapi ía tidak menyesal telah mencoba kudapan khas Filipina itu.
ADVERTISEMENT
"Menurut gue baunya engga amis, biasa aja, tapi bagi sebagian orang mungkin jijik karena telurnya udah hampir jadi anak ayam. Terus mungkin rasanya grenyel-grenyel gitu kan.
Tapi kalau gue yang makan, rasanya kayak telur kuning aja sih, paling ada rasa tekstur tulang-tulang aja," cerita pria yang telah empat tahun menekuni pekerjaan sebagai travel blogger itu.
Bagi Febrian, ada satu negara yang membuat dia berulang kali datang berkunjung karena makanannya yang enak. Negara tersebut adalah Jepang.
Jepang bukan hanya mennyuguhkan tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi. Tapi juga hidangan kuliner yang tak kalah lezat.
"Di Jepang semua makanannya enak, jadi kayak gue selalu bolak-balik ke Jepang, bukan cuma karena tempatnya bagus, tapi karena makanannya enak banget. Gue suka semua makanan di Jepang," tutupnya.
ADVERTISEMENT