Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Buntut Kebakaran Air Busan, Penumpang Dilarang Simpan Power Bank di Bagasi Kabin
7 Februari 2025 9:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit![Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar pesawat penumpang Air Busan di Bandara Internasional Gimhae, Busan, Korea Selatan, Selasa (28/1/2025). Foto: Yonhap via AFP](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jjppz0eh5dxwaazxvkfkmps3.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebanyak 176 penumpang dan 6 kru pesawat berhasil selamat, setelah berhasil menyelamatkan diri melalui seluncuran darurat, ketika pesawat mulai diselimuti asap saat ingin lepas landas menuju Hong Kong. Tak lama setelahnya, pesawat kemudian terbakar hebat.
Dilansir Paddle Your Own Kanoo, tiga penumpang mengalami luka ringan selama evakuasi, sementara empat awak pesawat harus dirawat, karena menghirup asap yang menyelimuti seluruh kabin penerbangan BX391.
Meski belum diketahui dari mana penyebab pesawat tersebut terbakar, ada dugaan bahwa power bank, baterai komputer, atau laptop di salah satu tas kabin penumpang mengalami kepanasan saat pesawat hendak lepas landas.
Peristiwa ini disebut sebagai 'thermal runaway' yang disebabkan oleh baterai lithium yang kepanasan. Jika sudah terbakar, salah satu cara paling efektif untuk memadamkan api jenis ini adalah dengan merendam perangkat sepenuhnya ke dalam air.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan yang mengkhawatirkan dalam jumlah kebakaran dan kejadian asap di dalam pesawat, yang disebabkan oleh baterai portabel dan barang-barang lain yang mengandung baterai lithium yang terlalu panas.
Penumpang Dilarang Simpan Power Bank di Bagasi
Buntut insiden tersebut, Air Busan melarang penumpang menyimpan power bank dan baterai apa pun di kompartemen atas, sebagai bagian dari instruksi keselamatan terbaru. Alasannya diperkirakan adalah agar penumpang dapat memberi tahu awak kabin secara cepat, apakah baterai yang mereka bawa terlalu panas sebelum menimbulkan kebakaran.
Tak hanya itu, demi keselamatan penumpang, Air Busan juga berencana untuk memeriksa tas penumpang di pintu keberangkatan, dan memasang label khusus pada tas penumpang yang tidak ada baterai portabel di dalamnya.
Penumpang diperingatkan untuk tidak menaruh perangkat apa pun yang menggunakan baterai lithium di dalam bagasi terdaftar mereka, karena peristiwa 'thermal runaway' akan lebih sulit diatasi dan dapat mengakibatkan situasi yang mengerikan. Selain baterai portabel dan komputer laptop, perangkat umum lainnya yang menggunakan baterai lithium, termasuk ponsel, tablet, dan vape juga akan diawasi ketat.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2023, Badan Penerbangan Federal AS (FAA) merekomendasikan, agar penumpang menghindari pengisian daya perangkat di atas 30 persen untuk mengurangi risiko peristiwa thermal runaway.
Beberapa tahun lalu, Pemimpin Asosiasi Pramugari (AFA-CWA) mengatakan bahwa ia akan mendukung larangan total terhadap perangkat vape yang dibawa ke dalam pesawat, karena risiko terjadinya thermal runaway.
Namun, saat ini masih harus dilihat seberapa besar larangan perangkat vape akan mengurangi risiko insiden baterai lithium.
Penelitian terkini menunjukkan bahwa 99 persen penumpang pesawat AS membawa setidaknya satu barang elektronik pribadi pada penerbangan terakhir mereka.