Buntut Kecelakaan Fatal, Jeju Air Bakal Pangkas Penerbangan hingga 15%

1 Januari 2025 12:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat bekerja di dekat lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air Boeing 737-800 di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Foto: Jung Yeon-je/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat bekerja di dekat lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air Boeing 737-800 di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Foto: Jung Yeon-je/AFP
ADVERTISEMENT
Maskapai penerbangan Jeju Air bakal mengurangi jumlah penerbangannya hingga 15% pada Maret 2025 mendatang. Pengurangan jumlah penerbangan tersebut dilakukan buntut insiden kecelakaan fatal yang terjadi di Bandara Internasional Muan pada Minggu (29/12/2024).
ADVERTISEMENT
Maskapai asal Korea Selatan tersebut juga tengah diawasi dengan ketat berkaitan dengan penerbangan yang melebihi ambang batas dari seharusnya dilakukan per pesawat.
CEO Jeju Air Kim E-bae (keempat dari kiri) dan anggota eksekutif lainnya meminta maaf sebelum konferensi pers terkait kecelakaan pesawat Jeju Air di Seoul, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Foto: Yonhap via AP
CEO Jeju Air, Kim E-bae, menyatakan pihaknya akan mengurangi jumlah penerbangan pada musim dingin mendatang.
“Sejauh yang dapat kami minimalkan ketidaknyamanan yang ditimbulkan bagi penumpang, kami akan mengurangi lalu lintas udara musim dingin (Jeju Air) sebesar 10 hingga 15 persen,” kata Kim dalam jumpa pers yang dilakukan pada Selasa (30/12/2024).
Pengurangan jumlah penerbangan tersebut juga dilakukan pihak maskapai untuk membenahi manajemen operasional seluruh penerbangan.
Pesawat Jeju Air. Foto: Photo Atrium/Shutterstock
“Keputusan tersebut dibuat sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah internal terkait pengurangan beban karyawan dan mengamankan sumber daya untuk pemeliharaan," lanjut dia.
Lebih lanjut, Kim menambahkan saat ini maskapai sedang dalam proses memilih penerbangan yang akan dikurangi. Pengurangan jumlah penerbangan akan dilakukan berdasarkan rute dan waktu yang dapat digantikan oleh rute Jeju Air atau maskapai lain.
ADVERTISEMENT

Maskapai dengan Jumlah Penerbangan Tertinggi

Petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat bekerja di dekat lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air Boeing 737-800 di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Foto: Kim Soo-Hyeon/REUTERS
Saat ini, Jeju Air menjadi maskapai dengan rata-rata jam terbang tertinggi per pesawat di antara semua maskapai Korea yaitu 418 jam per bulan pada kuartal ketiga tahun 2024. Jeju Air juga merupakan maskapai dengan pesawat paling tua yaitu 14,4 tahun.
Di sisi lain, Korean Air dan Asiana Airlines mencatat rata-rata 355 jam operasi per pesawat penumpang dan 335 jam, sementara T'way Air mencatat 386 jam per pesawat penumpang.
Pesawat Jeju Air. Foto: Starz12/Shutterstock
"Kami tidak menguranginya karena kami telah beroperasi dengan jadwal yang terlalu (padat)," katanya.
Kim menambahkan, meski Jeju Air memiliki jumlah penerbangan tertinggi, jumlah teknisi yang ditugaskan per pesawat pada tahun 2024 juga meningkat dibandingkan dengan tahun 2019.
ADVERTISEMENT