news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cerita Keluarga yang Keliling Dunia Selama 22 Tahun dengan Mobil Tua

22 Maret 2022 11:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cerita keluarga Herman Zapp yang keliling dunia ke 102 negara pakai mobil tua. Foto: Juan Mabromata/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Cerita keluarga Herman Zapp yang keliling dunia ke 102 negara pakai mobil tua. Foto: Juan Mabromata/AFP
ADVERTISEMENT
Sebuah keluarga asal Argentina berhasil menyelesaikan perjalanan seumur hidup mereka setelah berkeliling dunia selama 22 tahun. Menariknya, bukan pesawat terbang, keluarga ini berhasil mewujudkan mimpi mereka untuk keliling dunia dengan sebuah mobil tua. Seru sekali, ya?
ADVERTISEMENT
Dilansir AFP, cerita keluarga Herman Zapp ini benar-benar unik sekaligus inspiratif. Zapp dengan keluarga kecilnya berhasil mengelilingi dunia dengan mengunjungi 102 negara di 5 benua.
Cerita keluarga Herman Zapp yang keliling dunia ke 102 negara pakai mobil tua. Foto: Juan Mabromata/AFP
Herman dan sang istri, Candelaria, memulai petualangan mereka tepatnya pada 25 Januari 2000. Saat itu, mereka telah menikah selama 6 tahun.
Kehidupan keduanya bisa dibilang sangat harmonis dan berkecukupan. Mereka telah memiliki rumah, serta pekerjaan tetap. Bahkan, saat itu mereka juga berencana memiliki momongan.
Namun, tak disangka tak dinyana, ide untuk bertualang keliling dunia itu pun muncul.

Tekad untuk Keliling Dunia

Cerita keluarga Herman Zapp yang keliling dunia ke 102 negara pakai mobil tua. Foto: Juan Mabromata/AFP
Keduanya akhirnya menetapkan tekad dan berangkat ala backpacker menuju Alaska. Candleria saat itu masih berusia 29 tahun.
"Saya memiliki perasaan yang sangat campur aduk. Kami mengakhiri mimpi, atau memenuhi mimpi," kata Zapp, kepada AFP.
ADVERTISEMENT
"Apa yang akan terjadi sekarang? Ribuan perubahan, ribuan pilihan," ujar pria yang kini berusia 53 tahun tersebut.
Zapp kemudian melanjutkan, di awal perjalanan keliling dunianya, ada orang yang menjual mobil buatan Graham-Paige keluaran 1928. Saat pertama dibeli, kondisi mobil tersebut cukup mengenaskan, hanya saja mesinnya masih sangat kuat.
Buktinya, mobil tersebut bisa menempuh perjalanan sepanjang 362 kilometer (km), kenang Zapp.
’’Mobil ini seperti rumah kecil dengan halaman belakang yang luas, pantai, gunung dan danau. Jika tak suka dengan pemandangannya, Anda bisa mengubahnya (pindah, Red),’’ ujarnya.

Keliling Dunia dengan Mobil Tua

Zapp pun akhirnya memutuskan untuk mengelilingi dunia dengan mobil tua yang dibelinya tersebut. Omongannya soal mobil itu pun benar adanya, Zapp mengeklaim bahwa mobil tersebut hanya mengalami dua kali turun mesin. Cukup kuat untuk sebuah mobil tua.
ADVERTISEMENT
Selama 22 tahun bertualang, Zapp menghabiskan delapan set ban mobil. Sebelumnya, mobil tersebut sudah dimodifikasi sedemikian rupa layaknya 'rumah berjalan' yang bisa menampung semua keluarganya.
Selama perjalanan, ia juga mengaku terkadang tinggal di rumah-rumah penduduk. Mereka memperkirakan bahwa setidaknya sudah tinggal di lebih dari 2.000 rumah penduduk.
"Kemanusiaan luar biasa," kata Candelaria, tentang keramahan orang-orang.
"Banyak yang membantu hanya untuk menjadi bagian dari mimpi," lanjutnya.
Perjalanannya itu juga tidak bisa terbilang mudah, karena Zapp pernah terkena malaria. Keluarganya berkendara melintasi Asia selama wabah flu burung, dan harus berurusan dengan Ebola di Afrika dan demam berdarah di Amerika Tengah.
Meski demikian, mereka mengatakan bahwa mendapatkan banyak pelajaran saat berkeliling dunia, dan sangat senang bisa berjumpa dengan orang-orang dari berbagai negara.
ADVERTISEMENT

Kembali Pulang ke Negaranya

Cerita keluarga Herman Zapp yang keliling dunia ke 102 negara pakai mobil tua. Foto: Juan Mabromata/AFP
Setelah berkeliling dunia selama 22 tahun, Zapp dan keluarganya akhirnya memutuskan untuk kembali pulang ke kampung halamannya, yaitu Argentina. Mereka juga sudah memiliki 4 anak yang lahir di negara berbeda.
Adapun, Pampa anak pertama yang berusia 19 tahun lahir di Amerika Serikat. Sedangkan, anak kedua Zapp dan Candelaria yang bernama Tehue, dan berusia 16 tahun lahir ketika mereka pulang untuk berkunjung sebentar ke Argentina.
Kemudian anak ketiga mereka yang bernama Paloma dan kini berusia 14 tahun lahir di Kanada. Sedangkan, Si bungsu Wallaby yang berusia 12 tahun lahir di Australia.
Keempat anak mereka semua bersekolah jarak jauh, serta diajar oleh sang ibu. Namun, setelah ini, mereka akan sekolah normal.
ADVERTISEMENT
’’Yang paling saya inginkan adalah berteman sebanyak mungkin,’’ terang Paloma.
Keluarga Zapp juga menerbitkan sebuah buku yang menceritakan perjalanan keliling dunia mereka. Buku yang berjudul Catching a Dream ini sudah terjual lebih dari 100 ribu eksemplar.