Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Cucurak hingga Nyorog, Ini 5 Tradisi Unik Menyambut Ramadan di Indonesia
27 Februari 2025 11:21 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bahkan, setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi menyambut Ramadan yang berbeda-beda. Selain ajang silaturahmi ataupun mendoakan dan memaafkan satu sama lain, tradisi ini juga memiliki makna mendalam yang bertujuan untuk menyucikan diri.
Mulai dari tradisi makan bersama hingga tradisi mandi di mata air, berikut kumparan rangkum tradisi unik menyambut Ramadan di Indonesia, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
1. Nyorog, Jakarta
Suku Betawi memiliki tradisi yang masih dilestarikan sampai sekarang. Salah satunya adalah tradisi Nyorog atau kegiatan memberikan bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua. Baik itu orang tua atau mertua yang sudah berbeda rumah, maupun ke tokoh daerah setempat.
Nyorog tidak serta-merta sebagai kegiatan berkirim makanan saja. Justru, tradisi menyambut Ramadan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan, sekaligus menjalin silaturahmi, guna mempererat tali persaudaraan antar sesama.
ADVERTISEMENT
2. Cucurak, Jawa Barat
Tradisi Cucurak dalam bahasa Sunda diartikan sebagai bersenang-senang, dan berkumpul bersama keluarga besar untuk menyambut bulan suci Ramadan.
Selain berkumpul, tradisi Cucurak biasanya diisi dengan makan bersama beralas daun pisang sambil duduk lesehan. Menu yang disajikan, mulai dari nasi liwet, tempe, ikan asin, serta sambal dan lalapan.
Menurut kepercayaan masyarakat Sunda, tradisi Cucurak tidak hanya sebagai kegiatan kumpul-kumpul dan makan bersama sajasaja, tapi juga menjadi momen silaturahmi dan ajakan untuk saling bersyukur atas segala rezeki yang diberikan oleh Allah.
3. Padusan, Yogyakarta
Padusan, atau dalam bahasa Jawa diartikan dengan padus (mandi) dilakukan sebagai bentuk penyucian diri, sekaligus membersihkan jiwa dan raga dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadan.
ADVERTISEMENT
Jika ditelaah lebih dalam, Padusan juga bisa diartikan sebagai momen untuk merenung dan intropeksi diri atas kesalahan yang pernah diperbuat. Sehingga, umat Islam bisa menjalankan ibadah dalam kondisi suci lahir dan batin.
4. Marpangir, Sumatera Utara
Marpangir merupakan salah satu tradisi menyambut Ramadan yang dilakukan beberapa daerah di Sumatera.
Tradisi ini dilakukan dengan cara mandi secara tradisional menggunakan dedaunan atau rempah, seperti daun pandan, daun serai, bunga mawar, kenanga, jeruk purut, daun limau, akar wangi, dan bunga pinang sebagai wewangian.
Sama seperti Padusan, tradisi Marpangir dilakukan masyarakat Sumatra Utara sebagai bentuk membersihkan diri sebelum masuk bulan Ramadan.
5. Megibung, Bali
Terakhir, umat Muslim di Kabupaten Karangasem, Bali, juga memiliki tradisi menyambut Ramadan yang dikenal dengan Megibung. Tradisi ini dilakukan dengan cara memasak dan makan bersama sambil duduk melingkar.
ADVERTISEMENT
Uniknya, tradisi Megibung memiliki tata penataan makanan yang unik. Nasi akan diletakkan di wadah yang disebut dengan gibungan.
Sedangkan, lauknya disajikan di sebuah alas karangan. Menurut kepercayaan, tradisi Megibung merupakan bentuk mempererat persaudaraan dan kebersamaan.