Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Dampak Kericuhan di Peru, 300 Turis Asing Telantar di Kota Tua Machu Picchu
22 Desember 2022 9:30 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Mantan Presiden Peru , Pedro Castillo, dimakzulkan dan kemudian ditangkap setelah mengumumkan rencananya untuk membubarkan Kongres.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut membuat terjadinya kerusuhan di Peru, sehingga negara-negara lain mengeluarkan peringatan internasional terkait perjalanan ke Peru.
Kerusuhan itu menyebabkan 300 turis asing telantar di kota tua Machu Picchu. Wali Kota Machu Picchu , Darwin Baca, mengatakan setidaknya ada turis asal Peru, Amerika Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa, termasuk di antara para turis yang telantar.
"Kami telah meminta pemerintah untuk membantu kami dan membangun penerbangan helikopter untuk mengevakuasi para turis," kata Darwin Baca, seperti dikutip dari CNN.
Satu-satunya cara untuk masuk dan keluar kota tersebut dengan kereta api, namun layanan ini ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Kereta ke dan dari Machu Picchu merupakan sarana utama untuk mengakses Situs Warisan Dunia UNESCO yang berada di sana. Namun, layanan ini dihentikan sampai waktu yang tidak ditentukan.
ADVERTISEMENT
“Pemkot melalui Unit Pariwisata melakukan koordinasi yang diperlukan untuk pemilihan dan prioritas anak-anak dan orang rentan untuk dipindahkan ke penerbangan kemanusiaan," tulis Pemerintah Kota Machu Picchu.
Sementara itu, wali kota juga memperingatkan bahwa Machu Picchu sudah menderita kekurangan pangan akibat protes tersebut, dan ekonomi lokal bergantung 100 persen pada pariwisata.
Cerita Turis Asing yang Telantar di Kota Machu Picchu
Secara perlahan, para turis asing sudah mulai dibantu untuk meninggalkan Kota Machu Picchu. Turis asing asal Amerika bernama Kathryn Martucci, menceritakan bagaimana kejadian di sana.
Anak Kathryn Martucci, Michael Martucci, bercerita bagaimana sang ibu kehabisan obat yang dibutuhkan.
"Dia dan orang lain kehabisan obat yang mereka butuhkan. Tidak ada apa-apa di kota kecil tempat mereka terjebak. Mereka aman dan untungnya memiliki makanan, tetapi tidak ada cara untuk mendapatkan lebih banyak obat," kata Michael Martucci.
ADVERTISEMENT
Saat sudah beberapa hari di sana, pemandu wisata membawa para turis ke balai kota untuk diperiksa secara medis. Hal tersebut juga menimbulkan harapan bahwa pemerintah setempat bisa membantu mereka keluar dari kota ini.
"Ada sekitar 100 turis yang antre, dan kami menunggu selama dua jam sebelum menemui dokter. Mereka memberi tahu saya bahwa saya adalah prioritas, dan bahwa mereka akan mencoba membawa saya keluar dari Machu Picchu dengan helikopter dalam dua hari ke depan," ujar Kathryn Martucci.
Semua turis yang telantar pun kini sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Bandara dan kereta api yang sebelumnya dihentikan serta ditutup, kembali melayani turis-turis dan juga masyarakat.