Desa Wisata Budo di Minahasa Utara: Ecotourism dengan Hutan Mangrove Menawan

29 Juli 2022 18:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno ke Desa Wisata Budo di Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Foto: Dok: Kemenpar
zoom-in-whitePerbesar
Kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno ke Desa Wisata Budo di Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Foto: Dok: Kemenpar
ADVERTISEMENT
Dalam rangka Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022, kali ini Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno, mengunjungi Desa Wisata Budo di Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
Desa wisata yang masuk dalam 50 besar desa terbaik ADWI 2022 ini memenuhi standar penilaian tim juri yang terdiri dari daya tarik kunjungan, suvenir, homestay, toilet umum, digital dan kreatif, CHSE, dan kelembagaan desa.
Saat berkunjung ke Desa Wisata Budo, Sandiaga Uno disambut dengan Oto Bakumuka yang merupakan angkutan umum di sana.
”Saya harapkan ini adalah bagian dari ecotourism. Kami sedang mengembangkan secara totalitas ecotourism. Kita juga sudah kembangkan di Bali. Kita juga mau kembangkan di Minahasa Utara," kata Sandiaga Uno, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima kumparan.
Kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno ke Desa Wisata Budo di Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Foto: Dok: Kemenpar
Nantinya, Minahasa Utara akan dikembangkan dan menjadi bagian dari kebangkitan pariwisata Indonesia. Apalagi Desa Budo sempat viral dan didatangi oleh 1.400 wisatawan.
ADVERTISEMENT
Dengan masuknya Desa Budi ke dalam 50 besar desa terbaik ADWI 2022, harapan besar bagi mereka untuk bisa menembus 10 besar ajang tersebut.
”Kami akan terus berjuang mudah-mudahan Desa Budo ini akan menjadi masuk 10 besar. Tetapi saya rasa dengan ikhtiar yang kuat dari kami dan seluruh stakeholder di Desa Budo ini mampu tembus 10 besar,” ujar Bupati Minahasa Utara, Joune Ganda.
Untuk yang ingin berkunjung ke Desa Wisata Budo, para wisatawan harus menempuh waktu 30 menit dari Bandara Sam Ratulangi, Manado.

Wisata Unggulan di Desa Wisata Budo

Ilustrasi menanam mangrove Foto: Shutter Stock
Desa yang dikenal akan wisata mangrovenya serta menjadi gerbang alternatif untuk menuju Taman Laut Bunaken ini, memiliki hutan mangrove sekitar 30 hektare yang ditumbuhi vegetasi tumbuhan bakau yang beragam.
ADVERTISEMENT
Bicara potensi alam, desa di pesisir pantai ini menyimpan begitu banyak daya tarik. Wisata hutan mangrove ini masuk nominasi lima terbaik di Sulawesi Utara.
Selain itu, keistimewaan hutan mangrove tersebut terdapat sembilan macam jenis, yaitu Mangrove Merah, Api-Api Hitam, Bakau Kurap, Avicennia Lanata (Api-Api), Avecennia Marina (Api-Api Putih), Acrostichum Aureum, Kandelia Candel, Kandelia Obevata, Rizhopora Lamarckii, dan Gunung Dapi-Dapi.
Pemandangan di bukit Gunung Dapi-Dapi sangat indah. Wisatawan bisa langsung melihat pemandangan sunrise di pagi hari dan juga sunset di sore hari. Ketinggian gunung ini sekitar 300 meter dari permukaan laut.
Pemerintah Desa Budo sudah membuka Gunung Dapi-Dapi sebagai Destinasi Atraksi Wisata Tracking. Jadi, apabila ada wisatawan lokal maupun asing yang datang mendaki, akan dipandu langsung oleh guide pendaki dari Desa Budo.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya wisata, Desa Budo juga memiliki kekayaan seni dan budaya, salah satunya Tari Masamper. Tari tersebut merupakan kesenian tradisional masyarakat Noorder Einlanden dalam bahasa Belanda yang berarti pulau-pulau lebih utara, atau populer disebut Nusa Utara, atau Sangihe, Talaut dan Sitaro.
Kesenian ini memadukan dua unsur utama, yaitu vokal dan gerakan harus seirama, disertai dengan gerak tari dari si pembawa lagu (pengaha) dalam tradisi Masamper.
Pada hakikatnya, Masamper merupakan media pengungkapan jiwa, mengekspresikan jati diri dan secara khusus memiliki nilai yang universal, religius, interaksi sosial, historis, cinta bangsa dan tanah air, pendidikan dan identitas kultural.