Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Di Usia Berapa Anak Bisa Diajak Traveling? Ini Kata Travel Influencer
7 Juli 2024 15:26 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Walau demikian, satu pertanyaan yang sering muncul bagi para orang tua yang baru memiliki anak adalah di usia berapakah anak sudah bisa diajak traveling?
Seorang travel influencer sekaligus founder komunitas Ibu Berwisata, Rani Dilla, mengungkapkan pandangannya terkait hal tersebut. Menurut ia, hal itu bergantung pada kondisi anak dan kesiapan orang tua. Ia sendiri mengaku sudah mengajak anaknya traveling sejak usia dua bulan.
"Kalau pertanyaan umur berapa ketika anak bisa siap dibawa traveling mungkin itu lebih ke lihat orang tuanya sama kondisi anak. Nah, kalau aku pribadi dari umur dua bulan sudah diajak traveling, cuma itu ada plus minusnya, ya," ujar Rani dalam acara live streaming Instagram RedDoorz dengan tema "Staycation atau Vacation" yang digelar beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Rani mengatakan plus minus yang dimaksud adalah mulai dari perencanaan bujet, itinerary, hingga kenyamanan. Sebagai contoh, ketika traveling bersama anak yang masih bayi, dikatakannya lebih mudah untuk diatur dan lebih hemat bujet.
ADVERTISEMENT
"Terus lebih ke kalau masih bayi kan lebih bisa hemat bujet juga dan enak diatur-aturnya gitu," imbuh dia.
Meski begitu, ia tidak merekomendasikan para orang tua baru untuk langsung mengajak anaknya traveling.
"Kalau misalnya baru punya bayi atau masih nifas itu istirahat dulu. Jadi umur dua sampai tiga bulan atau mungkin enam bulan dan sudah bisa makan (anaknya) itu lebih baik ya. Energi anak kalau habis makan juga beda ya kondisi tubuhnya itu lebih baik kalau diajak traveling juga cuma ya kita kembalikan ke keputusan keluarga masing-masing," papar dia.
Tips Traveling Bareng Anak
Lebih lanjut, Rani juga mengungkapkan sejumlah tips bagi para orang tua yang ingin mengajak anaknya traveling. Ada beberapa hal yang perlu dipahami mulai dari perencanaan bujet, pemilihan destinasi wisata, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, traveling mengajak anak atau keluarga tentu berbeda dengan ketika kita traveling sendirian atau berdua. Karena membutuhkan bujet yang lumayan besar, ia memilih untuk mengalahkan kebutuhan pribadinya dan mengalokasikan pengeluarannya tersebut ke bujet buat traveling.
"Ada perbedaan mengenai bujet apalagi punya anak, kita aturin bujet traveling ini meridhokan pengeluaran-pengeluaran lain, belanja atau make-up itu kita arahkan bujetnya untuk traveling. Karena traveling bareng keluarga itu lebih penting kan karena membuat momen bareng yang berkualitas," kata dia.
Sementara itu, untuk itinerary, Rani mengatakan para orang tua harus membuat daftar atau destinasi yang akan dituju sebelum bepergian. Sebab, jika memiliki anak lebih dari satu hal tersebut harus diperhitungkan mana yang akan dituju lebih terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
"Kita membuat itinerary yang sudah direncanain dari rumah. Cuma saat liburan membawa anak tentu ada hal yang tidak terduga. Kadang anak mau ini duluan, itu duluan. Mau berenang duluan atau mau lihat Taman Safari Duluan," ujar Rani.
Soal pemilihan destinasi wisata, Rani merekomendasikan para orang tua untuk mengajak anaknya traveling di alam. Karena selain terjangkau, pengalaman yang ditawarkan juga bagus untuk tumbuh kembang anak.
Sedangkan bagi orang tua yang tidak mau repot, staycation bisa jadi pilihan yang cocok buat menikmati liburan. Ia juga merekomendasikan hotel yang ramah anak dan menawarkan fasilitas yang lengkap untuk keluarga.
Agar si anak tidak rewel di perjalanan, para orang tua sebaiknya mengkomunikasikan terlebih dahulu kepada si anak perihal destinasi wisata atau hotel yang akan dituju.
ADVERTISEMENT
"Perlu sounding terlebih dahulu biar anak-anak punya ekspektasi sendiri, kita ke sini-sini. hotelnya ada kolam renang enggak, ada minimarketnya enggak," kata dia.
Sementara itu, untuk tempat staycation, para orang tua bisa mencari hotel dengan lokasi yang strategis.
"Misalnya pertama kita nginap di hotel dengan lokasi yang ada di perkotaan. Kemudian, di hari berikutnya kita pilih hotel yang dekat di tempat wisata. Kalau bisa cari yang strategis dan enak ke mana-mana, misalnya deket dengan pusat perbelanjaan atau pertokoan dan sebagainya," pungkas dia.