Dianggap Mirip Frozen, Desa di Austria Ini Rusak karena Ulah Wisatawan

Desa Hallstatt yang dianggap menjadi inspirasi di film Frozen Foto: Pixabay

Masih ingatkah kamu dengan ‘tangga Joker’ di Bronx, Amerika Serikat yang sempat heboh di media sosial? Ya, tangga ikonik ini pun dibanjiri wisatawan yang penasaran dengan latar film Joker.

Walau mendadak jadi populer, masyarakat sekitar Bronx pun geram dengan ulah banyaknya wisatawan. Setelah sebelumnya ‘tangga Joker’ menjadi populer karena Instagram, hal yang sama pun terjadi di Austria tepatnya di Desa Hallstatt yang berada di sekitar Pegunungan Salzkammergut.

Dilansir news.com.au, desa yang terkenal akan keindahannya ini dikabarkan menjadi inspirasi film Frozen dari Disney.

Desa Hallstatt yang dianggap menjadi inspirasi di film Frozen Foto: Pixabay

Desa Hallstatt mulai menarik perhatian banyak orang setelah muncul di sebuah serial televisi asal Korea Selatan yang berjudul Spring Waltz pada tahun 2006.

Kemudian pada tahun 2013, Desa Hallstatt semakin populer semenjak keberhasilan film Frozen di layar lebar. Apalagi, Desa Hallstatt juga dikaitkan dengan kota fiksi Arendelle yang ada di film tersebut.

Sejak saat itu, tercatat hingga 10.000 wisatawan dari seluruh dunia berbondong-bondong menuju Desa Hallstatt.

Desa Hallstat yang dianggap menjadi inspirasi di film Frozen Foto: Pixabay

Salah satu spot foto yang dicari wisatawan adalah tebing-tebing batu di sekitar tepi Danau Hallstatt yang punya pemandangan menakjubkan.

Saking indahnya, Desa Hallstatt juga dijuluki sebagai tempat paling Instagramable di dunia. Bahkan, per tahunnya Desa Hallstatt telah dikunjungi hingga satu juta wisatawan, mengalahkan kunjungan wisatawan ke Venesia.

Banyak di antara mereka yang berfoto, sampai ada juga yang mengabadikan momen menggunakan drone. Bahkan saking banyaknya turis yang berkunjung, penduduk setempat pun hampir kehilangan privasinya.

Desa Hallstatt yang dianggap menjadi inspirasi di film Frozen Foto: Pixabay

Menurut salah seorang pemilik kafe yang tidak ingin disebut namanya mengatakan, "Ibuku terbangun suatu hari dan menemukan beberapa turis Tiongkok di kamarnya.”

Guna membendung wisatawan, pada suatu waktu, penduduk desa pernah berupaya untuk menghalangi wisatawan dengan menutup beberapa akses menuju tempat tersebut. Tetapi, tetap saja tidak berhasil.

Lalu, wali kota setempat yaitu Alexander Scheutz berinisiatif meminta wisatawan untuk menjauhi sementara desa tersebut.

“Desa Hallstatt adalah bagian penting dari sejarah budaya, bukan museum. Kami ingin mengurangi angka setidaknya sepertiga, tetapi kami tidak memiliki cara untuk menghentikannya,” kata Scheutz.

Indahnya pemandangan desa di pegunungan Hallstatt dan Danau Hallstatter Foto: Shutter Stock

Meski begitu, sebagian orang tak serta merta setuju dengan langkah yang diambil sang wali kota. Sebagian penduduk menganggap bahwa Hallstatt ibarat tambang emas setelah dikunjungi banyak wisatawan.

"Kamar hotel berharga 300-400 euro atau setara Rp 4,6 - Rp 6,2 juta,” ujar salah satu penduduk.

Bahkan, selain hotel yang kebanjiran pesanan. Penduduk juga membuka penyewaan toilet umum di rumah-rumah mereka dengan harga 1 euro atau setara Rp 15 ribu.

“Bayangkan jika ada 4.000 orang yang menggunakannya setiap hari, silakan Anda menghitungnya,” pungkas penduduk lainnya.