Dibangun Pada Era Kolonial, Ini Bandara Internasional Pertama di Indonesia

9 Agustus 2023 16:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto Bandara Kemayoran Foto: Bella Cynthia / kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto Bandara Kemayoran Foto: Bella Cynthia / kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jauh sebelum Bandara Internasional Soekarno-Hatta beroperasi, Indonesia telah memiliki bandara internasional pertamanya sendiri. Terletak di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, bandara ini telah melayani penumpang yang ingin melakukan perjalanan dari dalam dan luar negeri.
ADVERTISEMENT
Ya, Bandara Kemayoran Jakarta merupakan bandara internasional pertama Indonesia yang sudah ada sejak lama. Sayangnya, Bandara Kemayoran Jakarta justru tak mampu bertahan dan akhirnya tergerus zaman yang kini hanya menjadi cerita lama untuk dikenang.
Presiden Suharto (kiri) didampingi Wakil Presiden Sri Sultan Hamengkubuwono IX (kanan) bergegas menuju pesawat kepresidenan sebelum bertolak ke Jepang untuk melakukan kunjungan kenegaraan di Lapangan Terbang Internasional Kemayoran, Jakarta Pusat, 28 Maret 1968. Foto: ANTARA FOTO/IPPHOS
Meski keberadaanya sudah digantikan dengan bandara-bandara baru yang lebih modern dan luas, Bandara Kemayoran nyatanya tetap menjadi kebanggaan bagi masyarakat Indonesia.
Bagaimana tidak? Telah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang, bandara ini selalu jadi hal yang istimewa bagi aviasi nasional. Tak hanya itu, Bandara Kemayoran Jakarta juga menjadi nenek moyang dari seluruh bandara di Indonesia.
Lalu, seperti apa sejarahnya dan bagaimana akhirnya bandara itu akhirnya berhenti beroperasi?

Dibangun oleh Kolonial Belanda

Suasana bandara kemayoran yang sudah tidak aktif, Jakarta, Rabu (15/8/2018). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Mengutip akun Instagram resmi Angkasa Pura I @ap_airports, Bandara Kemayoran Jakarta bukan dibangun oleh pemerintah Indonesia melainkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Bandara Kemayoran dibangun pada tahun 1934 dan resmi beroperasi enam tahun setelahnya atau pada 8 Juli 1940.
ADVERTISEMENT
Dulunya, bandara ini adalah pintu gerbang utama Hindia Belanda, serta dapat menjadi kebanggaan masyarakat Batavia. Banyak antusiasme masyarakat Batavia yang diundang dalam peresmiannya.
Masyarakat dapat menyaksikan sendiri fasilitas bandar udara yang berkelas dan modern, serta tidak kalah dengan Bandar Udara Internasional Schiphol, dan bandar udara lainnya yang terletak di Eropa.
Bandara Kemayoran. Foto: Dhodi Syailendra/Shutterstock
Sebelum dikelola oleh pemerintah Indonesia, bandara ini awalnya dikelola oleh perusahaan penerbangan Hindia Belanda, Koninklijke Nederlands Indische Luchtvaart Maatschappij (KNILM).
Sepuluh tahun kemudian atau pada tahun 1950-an, barulah Indonesia mengambil alih Bandara Kemayoran.

Operasional Bandara

Pengambilan foto reka kejadian dilokasi Bandara Kemayoran. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Menurut beberapa sumber, bandara ini memiliki dua landasan pacu yang bersilangan, yakni landasan pacu Utara-Selatan (17-35) dengan ukuran 2.475 x 45 meter dan landasan pacu Barat-Timur (08-26) dengan ukuran 1.850 x 30 meter.
ADVERTISEMENT
Bandara ini beberapa kali difungsikan untuk pertunjukan udara (airshow), pelatihan militer, pelayanan sipil, dan menyambut negara nonblok.
Pesawat pertama yang mendarat di bandara ini adalah jenis DC-3 Dakota milik KNILM yang diterbangkan dari Lapangan Terbang Tjililitan. Tercatat pesawat ini sebagai pesawat yang terus beroperasi hingga akhir masa pengoperasian bandar udara ini.
Ketika era penerbangan sipil modern dimulai, tepatnya pada tahun 1950-an, bandara ini kemudian melayani pesawat-pesawat bermesin jet. Pada masa itu, pesawat-pesawat turboprop juga mulai berdatangan ke Kemayoran.
Pesawat-pesawat tersebut di antaranya Saab 91 Safir, Grumman HU-16 Albatross, Ilyushin Il-14, dan Cessna.
Bandara Internasional Kemayoran. Foto: Dok. setneg-ppkk.co.id
Begitu pula dengan pesawat-pesawat buatan Nurtanio Pringgoadisuryo, seperti NU-200 Si Kumbang, Belalang, dan Kunang. Berbagai Kepala Negara dunia juga pernah menginjakkan kakinya di Kemayoran dengan diselenggarakannya event tingkat internasional seperti Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955.
ADVERTISEMENT
Angkatan Udara Republik Indonesia juga memanfaatkan Kemayoran sebagai pangkalan udara di samping Lanud Halim Perdanakusuma. Akhir tahun 1950-an sampai awal tahun 1960-an berdatangan pesawat tempur MiG-17, MiG-15 UTI, MiG-19, MiG-21, dan Pesawat pembom Ilyushin Il-28.
Antara tahun 1960, pengelolaan Kemayoran diserahkan kepada BUMN yang diberi nama Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran.

Akhir Bandara Kemayoran

Bandara Kemayoran. Foto: Dhodi Syailendra/Shutterstock
Memasuki tahun 1970-an, Bandara Kemayoran dianggap terlalu dekat dengan basis militer Indonesia, Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Karena lalu lintas udara meningkat dengan cepat dan mengancam lalu lintas internasional, pemerintah pun berencana untuk memindahkan aktivitas Bandara Kemayoran ke bandara yang baru.
Pada 1 Oktober 1984, Perum Angkasa Pura menutup semua penerbangan domestik di Kemayoran. Saat itu, penumpang yang sudah melakukan check-in di Kemayoran langsung boarding menuju Cengkareng dengan bus untuk menaiki pesawat.
ADVERTISEMENT
Seluruh operasional Bandara Kemayoran akhirnya dihentikan pada 31 Maret 1985 atau sehari sebelum beroperasinya Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
Pesawat-pesawat yang menghuni bandar udara ini ikut dipindahkan. Sebagian besar dipindahkan ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, sebagian lagi dipindahkan ke Bandar Udara Halim Perdanakusuma.