Dibuka Kembali, Hotel-hotel di DIY Terapkan Protokol New Normal Secara Ketat

29 Mei 2020 13:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hotel (Square) Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hotel (Square) Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sejumlah provinsi di Indonesia tengah bersiap membuka kembali industri pariwisata secara bertahap dengan menerapkan tren baru yang disebut new normal. New normal merupakan sebutan bagi tatanan kehidupan baru yang dijalani masyarakat selama dan usai pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Salah satu provinsi yang tengah mempersiapkan new normal adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Daerah Istimewa Yogyakarta (PHRI DIY), Deddy Pranowo Eryono, menjelaskan ada 22 hotel dan 5 restoran di DIY yang siap buka pada Juni, dengan serangkaian protokol kesehatan dan strategi new normal yang sudah disiapkan.
"Protokol dan SOP sudah kita siapkan sejak awal adanya pandemi. Jadi, tinggal nanti Juni ini kita trial ada beberapa hotel yang buka. Tapi betul-betul kita meneliti kesiapan dari hotel yang siap buka, dari infrastruktur dan SDM pendukung protokol kesehatan,'' kata Deddy, saat dihubungi kumparan, Jumat (29/5).
Ilustrasi room attendant saat membersihkan hotel Foto: Dok. Kemenparekraf
Deddy menyebut, sejauh ini kesiapan pelaku bisnis perhotelan untuk menyambut new normal telah mencapai 90 persen. Selain itu, para calon tamu yang akan menginap juga wajib menyerahkan surat keterangan dokter.
ADVERTISEMENT
Namun, surat keterangan dokter yang dimaksud Deddy bukanlah surat keterangan sehat COVID-19. Surat keterangan dokter yang diserahkan tersebut wajib menunjukkan keterangan gejala influenza, batuk, pilek, cek suhu dan tensi darah.
''Jadi, surat keterangan dokter cukup sesuai dengan panduan dari gugus depan tugas Covid-19 yang mengatakan, bahwasanya tidak diharuskan memiliki surat keterangan negatif. Tetapi, diharuskan membawa surat keterangan dokter, apakah menunjukkan gejala influenza, batuk, pilek, cek suhu dan tens,'' ujar Deddy.
Ilustrasi room atendant saat membersihkan kamar hotel Foto: Dok. Kemenparekraf
Selain menerapkan protokol kesehatan dan tatanan new normal, sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di hotel juga harus paham tentang corona. Di samping juga hotel menyediakan sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan.
''Ini bukan hanya tamu, ya, kita memperhatikan juga karyawan, ya. Karena penyebaran itu bukan hanya dari tamu, tapi juga dari karyawan. Makanya harus kita perhatikan kesehatannya dan sebagainya yang sesuai dengan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat),'' kata Deddy.
ADVERTISEMENT
Selama menyambut new normal, Deddy mengatakan bahwa ruang-ruang komunal hotel, seperti kolam renang dan arena olahraga tetap dibuka. Namun, dengan panduan protokol kesehatan yang super ketat. Kebijakan ini juga akan makin digalakkan usai wabah berakhir.
Fasilitas kolam renang di Hotel Aryaduta Lippo Village. Foto: agoda.com
Panduan protokol kesehatan di perhotelan juga melarang meludah bagi tamu yang melakukan aktivitas di area kolam renang. Ia pun menjelaskan bahwa kapasitas kolam renang akan dibatasi sesuai dengan luas kolam.
Misalnya, untuk kolam renang dengan luas 7 hingga 8 meter hanya boleh dinikmati oleh 5 orang saja. Hal itu dilakukan agar para tamu tetap menerapkan jarak sosial selama di area hotel.
"Kalau kolam renang tetap dibuka karena kan fasilitas hotel, tapi disesuaikan dengan protokol kesehatan. Kalau mau berenang ya enggak papa, karena air dari kolam renang itu kan sebetulnya sudah ada pembunuh bakteri atau virus, klorin itu,'' tutur Deddy.
Go-Meal, layanan delivery makanan dari Hotel Gran Mahakam Foto: Dok. Hotel Gran Mahakam
Deddy pun menjelaskan bahwa dalam peradaban baru ini, interaksi antar staf hotel dengan tamu juga akan dikurangi. Untuk layanan breakfast nantinya tidak lagi disediakan secara prasmanan, melainkan diantar langsung ke kamar tamu. Tidak hanya itu, dari segi pembayaran pun akan diubah menjadi pembayaran non tunai.
ADVERTISEMENT
''Namanya aja kan peradaban baru. kita sudah mengurangi interaksi dengan tamu. Untuk penyajian breakfast pun tidak prasmanan, tapi diantar ke kamar. Front office juga, pembayaran tunai mulai dikurangi, tapi dengan non tunai,'' ujarnya.
Dia menjelaskan cara membersihkan hotel pun harus berubah. Petugas hotel harus semakin sering membersihkan hotel dan juga menyemprotkan disinfektan ke ruangan hotel, serta benda-benda yang berinteraksi langsung dengan tamu, seperti gagang pintu, kursi, remote, dan telepon.
"Kemudian housekeeping itu untuk pembersihan disinfektan perabotan, terutama yang sering disentuh tamu, seperti gagang pintu, telepon, remote, meja, dan lain-lain itu empat jam sekali. Lobi hotel yang sering dipakai tam, kursi-kursi itu juga juga jam sekali di disinfektan,'' pungkas Deddy.
ADVERTISEMENT