Dinilai Rusak Situs Prasejarah, Proyek Terowongan di Stonehenge Tuai Kritik

20 November 2020 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisatawan yang memadati Stonehenge Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan yang memadati Stonehenge Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Inggris mendapat kecaman dari para arkeolog dan druid, setelah menyetujui adanya rencana pembangunan terowongan jalanan di dekat situs prasejarah Stonehenge demi mengurangi kemacetan di sekitarnya. Proyek yang bertujuan untuk mencoba meringankan lalu lintas di sepanjang jalan yang rawan kemacetan itu telah direncanakan selama beberapa dekade terakhir.
ADVERTISEMENT
Situs bebatuan berusia 5.000 tahun di Wiltshire, barat daya Inggris, itu adalah situs Warisan Dunia UNESCO dan salah satu tempat wisata paling populer di Inggris, dengan 1,6 juta wisatawan sepanjang tahun 2019 lalu. Sekretaris Transportasi, Grant Shapps, pada hari Kamis (12/11) menyetujui rencana untuk membuat terowongan yang berjarak sekitar 165 meter dari Stonehenge.
Dilansir AP News, saat melewati terowongan tersebut, pengemudi bisa menikmati pemandangan situs tersebut. Namun, suasana di area Stonehenge disebut bakal lebih bising. Tom Holland, kepala Aliansi Stonehenge yang mencakup para arkeolog dan organisasi non-pemerintah, mengutuk apa yang disebutnya sebagai "keputusan yang mengejutkan dan memalukan".
Stonehenge di Inggris Foto: Freesally
Ia mengatakan terowongan itu akan "menyuntikkan beton dan aspal ke dalam lanskap prasejarah paling berharga di Inggris".
ADVERTISEMENT
Para penentang mengkritik fakta bahwa meskipun terowongan tidak langsung menuju ke bawah batu, pintu masuknya akan dibangun di dalam Situs Warisan Dunia yang lebih luas, yang dapat merusak area prasejarah. Mereka mengatakan, seharusnya terowongan itu dibangun lebih panjang dan lebih jauh dari Stonehenge.
Komunitas druid telah mengadakan protes terhadap pembangunan terowongan di situs yang mereka anggap sakral dan tempat mereka merayakan titik balik matahari musim panas dan musim dingin-hari terpanjang dan terpendek dalam setahun.
Tapi English Heritage, badan amal yang mengelola situs Neolitikum itu, memberi dukungan dan mengunggah cuitan bahwa "Stonehenge akhirnya akan terhubung kembali dengan lanskap prasejarah di mana ia berada", tanpa kemacetan jalanan yang bising di dekatnya.
Stonehenge Bali Foto: Instagram/@standingstonesbali
Para pejabat mengatakan jalan yang ada saat ini terlalu sempit, sehingga sering menimbulkan kemacetan, dengan badan jalan pemerintah, Highways England, menyebutnya sebagai "perjuangan bagi banyak orang setiap hari".
ADVERTISEMENT
"Terowongan itu akan memiliki panjang sekitar 3,2 kilometer. Pada titik terdekat, jaraknya adalah 200 meter dari Stonehenge, sedikit lebih jauh dari jalan saat ini," kata Highways England.
Pemerintah pertama kali menyetujui rencana tersebut pada tahun 2017. Anggarannya sekarang diberikan sebesar 1,7 miliar poundsterling atau setara Rp 31 triliun. Stonehenge saat ini ditutup untuk pengunjung, untuk menghindari penyebaran virus corona.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).