Dirayakan Penuh Cinta, Begini Sejarah Kelam Hari Valentine

14 Februari 2023 16:02 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hari valentine di Arab Saudi. Foto: AFP/STR
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hari valentine di Arab Saudi. Foto: AFP/STR
ADVERTISEMENT
Hari Valentine yang jatuh setiap tanggal 14 Februari diperingati sebagai hari penuh cinta. Di hari itu, setiap pasangan akan menunjukkan rasa cinta atau kasih sayang mereka dengan memberikan kado atau sekotak cokelat, beserta bunganya.
ADVERTISEMENT
Meski dirayakan dengan penuh cinta, tahukah kamu bahwa budaya Valentine berakar dari sejarah yang kelam? Ya, berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan banyak orang, nyatanya ada cerita pilu di baliknya.
Dilansir Npr, Hari Valentine ternyata berakar dari kebudayaan Romawi Kuno. Ketika itu, masyarakat Romawi merayakan sebuah festival yang dinamakan Lupercalia. Festival ini biasanya digelar mulai 13-15 Februari.
Ilustrasi perempuan Jepang memberikan cokelat ke pasangan saat hari Valentine. Foto: imtmphoto/Shutterstock
Dalam festival tersebut, para pria akan melakukan ritual yang mewajibkan mereka mengorbankan seekor kambing dan seekor anjing. Usai menyembelih hewan tersebut, mereka akan mencambuk para wanita dengan kulit binatang yang baru saja mereka sembelih.
Para wanita yang mengikuti ritual tersebut akan bertelanjang dada dan juga dalam kondisi mabuk.
Ilustrasi wanita romawi. Foto: Shutterstock
Profesor studi agama di Universitas Yale, Noel Lenski, mengatakan ada sebuah makna tertentu di balik ritual tersebut. Lenski menyebut bahwa mereka percaya ritual ini akan memberikan kesuburan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, festival tersebut juga jadi ajang perjodohan, di mana para pemuda akan mengambil kertas dari sebuah toples yang di dalamnya sudah ada nama-nama wanita yang berpartisipasi. Mereka yang terpilih akan dipasangkan selama festival berlangsung.

Kelamnya Sejarah Hari Valentine

Selain identik dengan ritual penyambukkan wanita, Hari Valentine ternyata berawal dari kisah dua orang kudus berbeda yang bernama Valentine dan Valentinus, di mana keduanya menjadi martir.
Hari Valentine kemungkinan diambil dari nama seorang imam yang menjadi martir sekitar tahun 270 M, oleh kaisar Claudius II Gothicus di Roma.
Ilustrasi wanita romawi. Foto: Shutterstock
Saat Kaisar Claudius II memutuskan bahwa pria lajang akan menjadi prajurit yang lebih baik daripada mereka yang memiliki istri dan keluarga, ia melarang pernikahan para pria-pria muda.
ADVERTISEMENT
Valentine menyadari ketidakadilan dekrit ini, menentang Claudius, dan terus melakukan pernikahan untuk para pasangan kekasih muda secara rahasia.
Tindakan Valentine yang melanggar hukum ini akhirnya diketahui Claudius. Ia pun akhirnya memerintahkan agar Valentine dihukum mati.
Ilustrasi Perayaan Valentine Foto: dok.Shutterstock
Menurut legenda, Valentine menandatangani surat dengan kata-kata "from your Valentine", sebuah ekspresi yang masih digunakan sampai sekarang, kepada putri sipir yang dekat dengannya.
Sementara itu, catatan lain menyatakan bahwa Valentine yang dimaksud adalah seorang uskup bernama St. Valentine dari Terni. Meskipun ada kemungkinan bahwa kedua orang kudus ini sebenarnya adalah satu orang yang sama.
Legenda menyatakan bahwa St. Valentine menentang perintah kaisar, dan diam-diam menikahkan pasangan untuk menyelamatkan para suami dari perang. Karena alasan inilah hari Valentine identik dengan hari penuh cinta.
ADVERTISEMENT