Diusir Hingga Bakar Diri, 5 Tradisi Menyedihkan yang Dilakukan Janda di India

3 April 2021 7:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pasangan India. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pasangan India. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tradisi menjadi salah satu elemen yang selalu lekat dalam budaya India. India dikenal sebagai negara yang memiliki tradisi dan ritual adat yang aneh, bahkan berbahaya bagi warganya.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah tradisi yang harus dilakukan para janda di India. Setelah para istri berduka cita usai ditinggal sang suami, mereka wajib mengikuti sejumlah tradisi janda yang tergolong diskriminatif, juga berbahaya.
Perilaku terhadap janda telah menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, salah satunya Gubernur Jenderal Lord William Bentinck, pada 1829. Meski aturan itu membuat hidup para janda itu kian penuh nestapa, tradisi itu dilakukan untuk mengenang pasangannya yang telah meninggal dunia.
Berikut kumparan rangkum tradisi menyedihkan yang harus dilakukan para janda di India, dilansir dari berbagai sumber.

1. Para Janda Harus ‘Putih’ Selama Hidupnya

Ilustarsi Janda di india Foto: Wikimedia Commons
Beberapa orang Hindu paling konservatif di India percaya bahwa seorang wanita yang suaminya telah meninggal, tidak lagi hidup karena dia gagal mempertahankan jiwanya. Untuk melambangkan status sosialnya sebagai janda, para perempuan yang ditinggal mendiang suaminya harus mengenakan pakaian atau sari putih seumur hidupnya.
ADVERTISEMENT
Pakaian putih di India adalah lambang berkabung, sebagai tanda duka cita bagi suami mereka yang mendahuluinya. Para janda ini tak boleh memakai perhiasan atau aksesoris lain, karena hal itu berhubungan dengan simbol pernikahan.
Bisa dibilang kalau para janda ini harus membuang segala hal yang berhubungan dengan pernikahan dan kehidupan sebagai seorang istri. Namun, sayangnya adanya simbol pakaian putih itu kadang juga jadi sebuah diskriminasi, lantaran banyak orang atau pedagang yang enggan berinteraksi dengan mereka.

2. Mengasingkan Diri

Ashram vidhwa, tempat tinggal para janda di India Foto: Wikimedia Commons
Satu hal yang sering dialami oleh para janda di India ini adalah meninggalkan kediamannya. Setelah sang suami tercinta meninggal dunia, para wanita ini tidak punya pilihan selain tinggal di ashram vidhwa (ashram untuk janda) yang dijalankan oleh pemerintah, perusahaan swasta, dan LSM.
ADVERTISEMENT
Menurut tradisi Hindu, seorang janda tidak dapat menikah lagi. Dia harus berdiam diri di rumah, melepas perhiasannya, dan memakai pakaian dengan warna berkabung. Menurut masyarakat India, janda menjadi sumber rasa malu bagi keluarganya, kehilangan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan beragama, dan terisolasi secara sosial.
Karena strata sosial ini, banyak janda diusir atau melarikan diri dari rumah mertua mereka-tempat mereka biasanya tinggal-dan pergi ke kota-kota besar, di mana mereka sering menghilang. Beberapa pergi ke kota suci Hindu di Varanasi, sementara yang lain berjalan ke Vrindavan, di mana Dewa Krishna, dewa Hindu yang disembah oleh banyak janda, menghabiskan masa kecilnya.

3. Cukur Rambut

Ilustrasi orang tua di India Foto: Pixabay
Dalam budaya India, seorang wanita yang menyandang status janda dipaksa meninggalkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pernikahan, seperti sindoor, mangalsutra dan dalam kasus ekstrem bahkan perhiasan. Selain aksesoris, mereka juga harus mencukur mahkota dalam tubuhnya, yaitu rambut.
ADVERTISEMENT
Bagi para janda di India, hal ini rupanya rambut bisa jadi malapetaka. Oleh sebab itu, masyarakat di Jalan Vrindavan ini berisi para janda yang berambut pendek atau bondol. Rambut yang sudah dicukur itu sebagai penanda atau pembeda antara perempuan yang sudah janda dengan yang masih menikah.

4. Dilarang Mengikuti Berbagai Acara

Pernikahan massal di India Foto: REUTERS/Amit Dave
Karena dianggap memiliki status sosial yang berada di bawah, banyak ritual keagamaan yang tidak boleh diikuti para janda. Bahkan, mereka juga dilarang untuk datang ke acara pernikahan.
Hal ini dilakukan untuk menolak kesialan yang mungkin bisa datang pada calon mempelai. Selain itu, di banyak desa di pedalaman India, seorang janda masih diwajibkan untuk mengikuti beberapa pantangan.

5. Sati, Tradisi Membakar diri

Ilustrasi tradisi Sati (Suttee) Foto: Dok. Wikimedia Commons
Bagi penduduk India, janji sehidup semati dalam pernikahan memang tak boleh dianggap remeh. Saking sakralnya, para janda di India akan melakukan tradisi membakar diri yang dikenal sebagai Sati (Suttee).
ADVERTISEMENT
Dalam tradisi Sati, ketika sang suami meninggal dunia, istri juga akan menghilangkan nyawanya. Salah satu caranya adalah dengan membakar diri.
Sati berasal dari bahasa Sansakerta, yakni Sutee. Dilansir Encyclopedia Britannica, Sati berarti wanita yang baik atau istri yang suci. Dalam praktiknya, Sati biasanya dilakukan segera setelah sang suami meninggal dunia.
Menurut Culture Trip, berdasarkan kepercayaan Hindu kuno, Sati melambangkan penutupan pernikahan. Sati dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan. Murni karena sang istri ingin menjadi pasangan yang berbakti dan mengikuti suami ke alam baka.
Namun, seiring waktu, tradisi ini menjadi sesuatu yang 'dipaksakan'. Secara tradisional, sosok janda di India tidak memiliki peran dan dianggap sebagai beban.
Kabarnya, apabila janda tersebut ditinggal mati suaminya dan tak memiliki anak, ia akan 'ditekan' oleh masyarakat untuk melakukan tradisi Sati. Di luar itu, kesulitan menjadi seorang janda juga menjadi alasan terbesar praktik Sati berkembang.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).