Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
DRD4-7R, Gen yang Bikin Manusia Ketagihan Traveling
28 Mei 2018 16:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB

ADVERTISEMENT
Sebagian orang mendedikasikan tabungan dan cuti tahunannya untuk traveling ke tempat-tempat impiannya. Mereka rela berhemat, tidak begitu sering membeli baju baru, tapi bekerja keras di kantor agar bisa traveling lagi. Hidup rasanya hampa jika sudah lama tidak jalan-jalan. Apakah kamu mengalaminya?
ADVERTISEMENT
Nah, barangkali kamu memiliki komponen genetik yang membuatmu haus traveling. Sebuah penelitian menduga kehadiran variasi gen DRD4-7R berkontribusi dalam membuat seseorang suka berpetualang. Dilansir The Telegraph, gen tersebut bahkan dimiliki sekitar 20 persen dari total populasi.
DRD4-7R disebut oleh para ilmuwan sebagai wanderlust gene atau gen yang nafsu berkelana. Gen itu berperan dalam level dopamine dalam otak sehingga pemiliknya selalu merasa penasaran dan tidak mudah lelah. Mereka juga cenderung lebih berani mengambil risiko, termasuk saat menjelajahi tempat-tempat baru.

Dr Richard Paul Ebstein, Profesor Psikologi di National University of Singapore telah menghabiskan dua dekade mempelajari DRD4-7R. Ia percaya terdapat hubungan antara genetika dan keinginan mencoba hal baru.
“Kami punya bukti yang menunjukkan bahwa alel (variasi gen) yang sama terlibat dalam kepribadian yang suka mencari pengalaman baru dan impulsif mengambil risiko dalam situasi finansial. Mereka yang memiliki alel itu cenderung lebih mencari risiko,” papar Ebstein
ADVERTISEMENT
Ahli biologi dari Kaplan University Singapore, Dawlan Maslar, juga mempelajari efek dopamine dan hormon lainnya pada otak manusia. Menurutnya, aktivitas hormon itu berkorelasi dengan hadirnya gen DRD4-7R.
“Gen berkelana ini sangat kuat. Tampak bahwa gen DRD4-7R lebih mendominasi pada tipe orang yang suka traveling,” papar Maslar, dilansir Conde Nast Traveler.

Ebstein menambahkan bahwa pemilik gen tersebut biasanya lebih adaptif dan suka gaya hidup yang berpindah-pindah. Ia menduga bahwa gen inilah yang membuat manusia terus bermigrasi.
Namun, tentunya budaya dan lingkungan juga mempengaruhi kecintaanmu pada traveling. Meski menduga gen turut berperan, Ebstein mengingatkan satu gen berkontribusi sangat kecil pada kepribadian seseorang.
Apakah kamu merasa memiliki gen tersebut?