Duh! Paspor dari Negara Ini Sama Sekali Tak Bisa Dipakai di Luar Negeri

27 Maret 2020 7:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Troalleybus sedang berlalu lalang di tengah kota Tiraspol, Transdniestra Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Troalleybus sedang berlalu lalang di tengah kota Tiraspol, Transdniestra Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sebagai identitas resmi yang jadi modal jalan-jalan ke luar negeri, kehadiran paspor sangat penting buat pegiat jalan-jalan. Buat mereka yang benar-benar mencintai jalan-jalan, kekuatan paspor dari segi peringkat bahkan menjadi hal yang tak bisa disepelekan.
ADVERTISEMENT
Makin tinggi peringkatnya, maka makin banyak pula negara yang bebas dimasuki tanpa perlu membuat visa. Untuk tahun 2020, Indonesia sendiri berada pada peringkat ke-72 dengan jumlah kesempatan bebas visa ke 71 negara.
Sementara peringkat pertama dipegang oleh Jepang dengan kesempatan bebas visa hingga ke 191 negara. Walau begitu, tahukah kamu bahwa ada negara dengan paspor yang tak bisa dipakai sama sekali?
The Suvorov Monument di Transdniestra Foto: Shutter Stock
Ya, ada, Transnistria namanya. Dilansir National Geographic, Transnistria atau yang dikenal juga sebagai Transdniestria secara resmi dikenal sebagai Republik Moldovan Pridnestrovian. Negara kecil ini berdiri di antara Rusia dan Ukraina.
Transdniestria memiliki kedaulatan sendiri dalam membentuk dan memilih konstitusi, menjalankan pemerintahan sendiri, menentukan mata uang, pasukan, hingga lagu kebangsaan sendiri.
ADVERTISEMENT
"Kami memiliki konstitusi kami sendiri, pemerintah, militer, mata uang dan bahkan paspor," kata Vera Galchenko, salah seorang pegawai negeri di Transnistria, seperti diberitakan BBC.
Paspor Transnistria Foto: Shutter Stock
Sayangnya, walau telah mendeklarasikan kemerdekaannya pada 1990 silam, Transnistria tidak diakui sebagai negara oleh PBB.
Padahal menurut Dennis Deletant, seorang profesor yang mendalami Eropa Timur, perang saudara Moldova yang terjadi pada 1990-1992 telah membuat Transdniestria merdeka secara de facto sesuai dengan undang-undang separatis.
"Hal itu membuat kami sedih, karena kemerdekaan kami tidak diakui secara resmi, walau begitu, kami merasa mandiri," ujar Galchenko lagi.
Gereja di tengah Kota Rybnitsa, Transnistria Foto: Shutter Stock
Ada tiga negara bagian yang mengakui Transnistria, yaitu Abkhazia, Nagorno-Karabakh atau yang dikenal sebagai Republik Artsakh, dan juga Ossetia Selatan. Tetapi ketiga negara tersebut juga masih dalam wilayah yang disengketakan. Ditambah lagi, tidak ada akses langsung dari Transnistria menuju negara-negara itu.
ADVERTISEMENT
Alhasil, paspor Transnistria memang tidak berguna bagi 500 ribu penduduk yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, sebagian besar warga negara Transnistria biasanya memiliki kewarganegaraan ganda dengan negara sekitarnya, seperti Rusia, Moldova, atau Ukraina.
Tanpa kewarganegaraan ganda, masyarakat Transnistria sudah pasti tak bisa pergi ke luar negaranya sendiri dan melakukan eksplorasi.
Benteng abad pertengahan di Kota Bende, Transdniestria Foto: Shutter Stock
Meski sering dianggap sebagai kawasan dengan kondisi politik yang tegang, Anatolii Durin, pengawas akademik Tiraspol School of Political Studies mengaku bahwa hal itu hanyalah mitos belaka.
"Cerita-cerita tentang situasi tegang di wilayah ini adalah mitos yang berasal dari ketidakstabilan yang ada di kawasan di sekitarnya. Setiap orang yang berkunjung ke Tiraspol dapat merasakan tenangnya suasana di sini," kata Durin.
Monumen tank yang dibangun untuk mengenang perang sipil di Transdniestra Foto: Shutter Stock
Menariknya, meski paspor negara mereka tak banyak dikenal dunia dan bahkan tak diakui PBB, Transnistria tengah berusaha mengembangkan pariwisatanya. Setiap tahunnya, ada sekitar 20 ribu pengunjung yang datang untuk one day trip dari Moldova.
ADVERTISEMENT
Padahal tempat wisata dan infrastruktur di Kota Tiraspol yang menjadi ibu kota Transnistria terhitung terbatas.
"Pariwisata adalah sesuatu yang perlu kami kerjakan. Kita perlu membuatnya agar lebih mudah bagi orang-orang untuk datang dan menikmati Transnistria," pungkas Glachenko.
Wah, menarik sekali, ya. Tertarik memasukkan cap dari negara ini ke dalam paspor kamu?
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!