Ekowisata Diprediksi Akan Sangat Diminati Wisatawan Pasca-pandemi COVID-19

21 Mei 2020 20:31 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Air Terjun Kiti-kiti di Fakfak, Papua Barat. Foto: Agaton Kenshanahan
zoom-in-whitePerbesar
Air Terjun Kiti-kiti di Fakfak, Papua Barat. Foto: Agaton Kenshanahan
ADVERTISEMENT
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memprediksi produk ekowisata di Indonesia akan sangat diminati pasca-pandemi COVID-19. Hal tersebut karena hadirnya kondisi “new normal” atau tren baru dalam berwisata, di mana wisatawan akan lebih memperhatikan protokol-protokol wisata yang berkaitan dengan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Event) Kemenparekraf, Rizki Handayani, menjelaskan bahwa pandemi ini mengubah jenis atau tipe destinasi, termasuk di dalamnya kegiatan ekowisata. Untuk itu, perlu evaluasi dan penataan ulang pola perjalanan ekowisata yang disesuaikan dengan kondisi new normal.
“Kami prediksikan kegiatan wisata berbasis alam atau outdoor paling cepat rebound, karena ecotourism bukan mass tourism, tetapi wisata minat khusus. Kita mendukung akan kembalinya atau malah berkembangnya ekowisata di Indonesia. Ke depannya, kami akan konsentrasi di wisata ecotourism dan wellness tourism,” kata Rizki Handayani, dalam acara Webinar Ekowisata, Rabu (20/5).
Ilustrasi wellness tourism. Foto: Kemenparelraf
Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Indonesia Ecotourism Network (INDECON) Ary S. Suhandi. Menurutnya, ecotourism, adventure tourism, dan wellness tourism diperkirakan memang akan menjadi produk-produk yang paling diminati pasca-pandemi. Khususnya untuk kegiatan dengan grup kecil dan aktif seperti interaksi di luar ruangan, kegiatan edukasi alam untuk keluarga, hingga aktivitas yang berkontribusi pada konservasi alam.
ADVERTISEMENT
“Adventure juga berpeluang besar, khususnya kegiatan dalam grup kecil dan aktivitasnya dinamis, seperti trekking, snorkeling, dan diving. Wellness tourism juga diprediksi cepat rebound. Banyak orang membutuhkan kebugaran pascakerja rutin yang tinggi dengan marketnya adalah orang dari kota,” ujar Ary, dalam kesempatan yang sama.
Ilustrasi diving. Foto: Kemenparekraf
Lebih lanjut, Ary menjelaskan bahwa ekowisata merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepedulian wisatawan pada pentingnya menjaga kualitas lingkungan kawasan tempat mereka berwisata Hanya saja dalam konteks ekowisata, perlu penyempurnaan di mana keuntungan devisa bukanlah kiblat satu-satunya, tetapi juga memikirkan kelestarian dan keterlibatan masyarakat lokal.
“COVID-19 mengajarkan kita banyak hal, selain mitigasi risiko juga salah satunya tentang pentingnya manajemen pengunjung, mengatur kuota, hingga membagi kelompok besar ke dalam kelompok kecil pada saat kegiatan wisata,” katanya.
ADVERTISEMENT