Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal ini wajar saja terjadi, sebab traveling atau piknik kini menjadi suatu hal yang lumrah dilakukan. Jika dulu traveling menjadi hal yang mewah, tak demikian dengan sekarang. Sebab, saat ini piknik atau traveling bisa dibilang menjadi bagian dari gaya hidup seseorang.
Meskipun tren traveling atau piknik kini sudah mulai digandrungi masyarakat, tetapi dalam data yang dihadirkan oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, terungkap bahwa masyarakat Indonesia justru masuk ke dalam kategori penduduk yang jarang piknik.
Berdasarkan data tersebut, rata-rata masyarakat Indonesia melakukan perjalanan wisata domestik hanya 2,6 kali dalam setahun. Jumlah ini cukup rendah, jika dibandingkan dengan jumlah perjalanan wisatawan dari negara lain di Asia, seperti Malaysia, China, dan Jepang.
ADVERTISEMENT
Lalu, yang jadi pertanyaan, mengapa masyarakat Indonesia jarang sekali piknik?
Psikolog Klinis Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan, Reynitta Poerwito, mengungkapkan bahwa waktu menjadi faktor utama mengapa banyak orang Indonesia yang jarang bepergian atau berwisata. Menurutnya, banyak orang Indonesia yang terjebak dalam rutinitas, sehingga sulit menemukan waktu untuk liburan atau melakukan perjalanan domestik.
"Mereka pengaturan waktunya itu memang agak sulit untuk bisa masukin jadwal liburan ke dalam hari-hari. Aku tidak tahu kalau biaya enggak ada (menjadi faktor), kadang-kadang ada orang yang punya biaya, tapi waktunya enggak ada," ujar Reynitta, ketika berbincang dengan kumparan, Jumat (16/12).
Selain waktu, tak bisa dipungkiri juga jika biaya atau uang menjadi hal selanjutnya yang membuat seseorang jarang melakukan perjalanan wisata. Apalagi, di Indonesia masih banyak keluarga yang terjebak dalam Sandwich Generation.
ADVERTISEMENT
"Jadi, selain membiayai keluarga inti, tapi mungkin dia membiayai adiknya atau kakaknya atau ibu bapaknya. Nah, Sandwich Generation ini tidak terpaku untuk yang sudah berkeluarga saja, tapi banyak orang-orang yang sudah bekerja dan masih single, finansialnya itu dibagi-bagi juga untuk membiayai anggota keluarga yang lain (sehingga tidak bisa liburan)," terang Reynitta.
Meskipun demikian, Reynitta mengungkapkan bahwa piknik bukan satu-satunya cara jika seseorang ingin melepas stres. Sebab, liburan untuk melepas stres sifatnya hanya sementara, karena stres datangnya dari permasalahan-permasalahan yang sekarang belum ditemukan solusinya.
"Belum tentu kita pergi liburan tiba-tiba sudah ada jawabannya. Namun, itu sangat-sangat bermanfaat untuk salah satu pengelolaan stres yang berasal dari masalah-masalah yang kita hadapi setiap hari," katanya.
ADVERTISEMENT
Tips Menghilangkan Stres selain Piknik
Ada banyak cara yang bisa dilakukan seseorang untuk mengelola stres mereka, selain pergi piknik. Reynitta mengatakan bahwa untuk bisa mengelola stres, seseorang harus punya keterampilan yang memang men-support kemampuannya untuk bisa menyelesaikan masalah.
"Banyak orang yang terjebak dalam pengelolaan stres yang buruk, sehingga permasalahan yang tadinya kecil bisa jadi gede, karena dia ambil jalan-jalan, bukannya malah men-support penyelesaian masalah, tetapi malah nambah masalah. Nah, itu kan kalau nambah masalah, (justru) nambah stres," terangnya.
Untuk itu, agar memiliki kemampuan tersebut, kamu harus mengidentifikasi terlebih dahulu hal atau masalah yang membuatmu stres. Hal ini penting, karena jika tidak tahu inti masalahnya, maka kamu juga tak akan mengerti cara yang diambil kurang efektif, sehingga penyelesaian masalahnya kurang maksimal atau tidak ketemu solusinya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, jika kamu sudah mengetahui kemampuan untuk mengelola stres dan mengidentifikasi masalah, kini saatnya mengisi waktu untuk menghilangkan stres dengan berbagai kegiatan positif. Selain pergi piknik, ada banyak kegiatan lainnya yang bisa kamu coba untuk menghilangkan stres. Apa saja?
"Perasaan stres itu selain harus kita identifikasi masalahnya, kita juga mesti self aware. Hambatan kita tuh apa? Kenapa kita kian stres? Itulah yang kita lakukan, karena enggak setiap orang bisa melepas stres dengan meditasi misalnya," tutur Reynitta.
Selanjutnya, kamu juga bisa melepas stres dengan melakukan sesuatu yang memang hobimu atau me time. Kamu bisa memasak, bermain musik, atau olahraga yang memang menjadi hobimu.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Reynitta mengatakan bahwa ada orang yang hobinya beberes rumah saat sedang stres, sehingga hal tersebut juga bisa dilakukan. Tak hanya itu, kamu juga bisa melakukan hal-hal simpel lainnya untuk membuat dirimu lebih merasa senang dan bahagia.
"Sebenarnya dengan mengerjakan hal-hal yang sangat-sangat simpel, misalnya mandi air dingin, badan kita memiliki tools untuk bisa membuat diri kita lebih happy, gitu. Jadi, itu simpel things yang bisa kita lakukan sehari-hari, itu sudah bisa meningkatkan rasa kebahagiaan kita. Nah, rasa kebahagiaan itu, kan, bisa membantu kita dalam melepas stres," pungkasnya.
Bagaimana, kamu termasuk tipe orang yang pergi piknik untuk melepas stres, atau melakukan hal-hal sederhana yang bisa bikin bahagia?