Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Era New Normal, Pengunjung Tempat Hiburan Malam di Jepang Tidak Boleh Ciuman
21 Juli 2020 18:54 WIB
ADVERTISEMENT
Pekerja dunia malam di Jepang butuh pedoman baru mengenai tata cara agar tetap sehat dan terus bisa menjalankan bisnis di tengah pandemi virus corona. Terlebih, bisnis hiburan malam di Jepang menjadi salah satu lokasi yang rawan terjadinya penularan virus corona.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, seorang ahli Urologi dan Advokat Kesehatan Masyarakat, Shinya Iwamuro, mengatakan para pekerja bar membutuhkan aturan tentang cara berinteraksi dengan pelanggan.
Iwamuro mengatakan telah mengajarkan protokol kesehatan di tempat hiburan malam seperti di Distrik Shinjuku, Tokyo. Iwamuro juga menjelaskan, selama bekerja para pegawai hiburan malam tidak boleh berbagi piring, menjaga jarak saat berbicara, dan tidak berciuman.
"Sedapat mungkin, cium hanya dengan pasangan Anda, dan hindari ciuman yang berlebihan. Ini yang dimaksud dengan etika berciuman,'' kata Iwamuro, dalam konferensi pers, sebagaimana dikutip Reuters.
Pengujian strategis dalam bisnis hiburan malam di Tokyo telah mengungkapkan meningkatnya kasus harian virus corona . Data tersebut menunjukkan bahwa kasus positif terjadi pada warga berusia 20 hingga 30 tahunan.
ADVERTISEMENT
Hal ini membuat Gubernur Tokyo meningkatkan status virus corona di Tokyo naik ke level merah pada 15 Juli lalu. Pemerintah juga mempertimbangkan memperkuat tindakan khusus untuk menyatakan keadaan darurat.
Menurut laporan media, Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga, mengatakan bahwa mungkin ada lebih banyak pemeriksaan pada bisnis tempat hiburan malam. Tetapi, terjadi sejumlah kekhawatiran bahwa kehidupan malam menjadi kambing hitam bagi kegagalan pihak berwenang untuk melacak dan mengendalikan pandemi ini.
Masayuki Saijo, Direktur Virologi di National Institute of Infectious Diseases, mengatakan tidak tepat untuk mendiskriminasi orang berdasarkan di mana atau kapan mereka bekerja. Sementara menurut Kaori Kohga, Wakil Direktur Asosiasi Bisnis Kehidupan Malam, mengatakan lebih dari satu juta orang diperkirakan bekerja di industri ini.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada perbedaan, bekerja di malam hari atau bekerja di siang hari," kata Saijo.
Pihaknya telah menyusun aturan protokol kesehatan untuk tempat hiburan malam. Seperti mendisinfeksi mikrofon karaoke, penggunaan masker, dan menerapkan physical distancing sejauh 2 meter.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )
Live Update
ASN Kemendiktisaintek membentangkan spanduk bertuliskan "Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri", Senin (20/1). Sejumlah karangan bunga bertuliskan kata-kata satir juga ditujukkan kepada Menteri Satryo Soemantri.
Updated 20 Januari 2025, 14:35 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini