Fakta Unik Vanuatu, Negara Paling Bahagia di Dunia yang Anut Praktik Kanibalisme

29 September 2020 10:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vanuatu Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vanuatu Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Nama Vanuatu belakangan ini menjadi sorotan setelah menyinggung soal Papua merdeka di sidang majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Negeri itu menuduh Pemerintah Indonesia melakukan pelanggaran HAM di Papua.
ADVERTISEMENT
Negara kecil yang tergabung dalam Persemakmuran Inggris ini menyatakan pendapat tersebut dalam sidang umum PBB yang dilaksanakan baru-baru ini. Vanuatu merupakan sebuah negara kepulauan di Samudera Pasifik bagian selatan.
Terletak di sebelah timur Australia, Vanuatu disebut-sebut sebagai negara paling bahagia di dunia. Bahkan, Vanuatu berhasil menduduki peringkat keempat berdasarkan penilaian dari Happy Planet Index
Untuk mengetahui lebih banyak tentang Vanuatu, berikut kumparan rangkum fakta unik negara ini.

1. Negara Kepulauan di Oseania

Ilustrasi vanuatu Foto: Shutter stock
Republik Vanuatu merupakan negara kepulauan yang terletak di benua Oseania, dekat dengan Australia dan Papua Nugini. Negara ini terdiri dari sekitar 80 pulau kecil, dengan 65 pulau di antaranya yang berpenghuni.
Negara Vanuatu memiliki luas sekitar 12.189 km persegi dengan populasi sekitar 270 ribu jiwa. Ibu kota Vanuatu bernama Port Vila, yang juga merupakan kota terbesar di negara tersebut dengan 53 ribu penduduk.
ADVERTISEMENT

2. Negara Paling Bahagia di Dunia

Ilustrasi warga Vanuatu. Foto: Shutter Stock
Awal tahun 2020, Vanuatu menempatkan peringkat ke empat dalam daftar negara paling bahagia di dunia dan jadi negara paling bahagia di luar benua Amerika. Gelar ini didapatkan berdasarkan Happy Planet Index dalam beberapa kriteria, yakni kesejahteraan bangsa, harapan hidup dan tingkat ketimpangan, serta ekologi.
Peringkat tersebut mempertimbangkan tingkat kesejahteraan, usia harapan hidup, dan kesetaraan suatu negara, bersama dengan keberlangsungan lingkungan. Salah satu yang membuat negara ini begitu bahagia adalah kebersamaan dan kesetaraan yang dianut negaranya.
Sejak kemerdekaannya, semua tanah di Vanuatu adalah milik penduduk asli 'ni-Vanuatu' dan tidak dapat dijual kepada orang asing. Sebuah survei tahun 2011 yang dilakukan Kantor Statistik Nasional Vanuatu (VNSO) mengindikasikan bahwa orang-orang yang memiliki hak kepemilikan atas tanah, rata-rata lebih bahagia daripada mereka yang tidak memilikinya.
ADVERTISEMENT

3. Sempat Menganut Praktik Kanibalisme

Ilustrasi tengkorak Foto: Thinkstock
Vanuatu dulunya dikenal sebagai Pulau Kanibal. Pada tahun 1839, dua misionaris Inggris yang dikirim oleh Komunitas Misionaris London langsung dibunuh dan dimakan di Pulau Martyrs yang kini bernama Erromango.
Dilansir Tourism Vanuatu, menurut antropolog, pembunuhan kanibal terakhir yang tercatat di Vanuatu terjadi pada 1969. Meskipun penduduk Vanuatu tidak lagi mempraktikkan kanibalisme, praktik memasak tradisional menggunakan daging manusia masih diwariskan secara turun temurun hingga saat ini.
Tahap pertama yang mereka lakukan untuk memasak adalah menggali lubang di tanah. Setelah itu, batu panas dimasukkan ke dalam lubang, lalu di atasnya diletakkan potongan-potongan daging manusia.
Kemudian, ditambahkan ubi dan talas, lalu diletakkan batu panas lagi di atasnya dan ditutupi dengan daun pisang. Ternyata, waktu memasak daging manusia tak jauh berbeda dengan daging lainnya, yaitu tiga hingga lima jam. Pada bagian kepala, biasanya menjadi hidangan istimewa kepala desa.
ADVERTISEMENT

4. Ada Suku Pemuja Pangeran Philip

Layaknya pasangan pada umumnya, Pangeran Philip juga punya panggilan sayang lho untuk Ratu Elizabeth II. Foto: AFP
Sejak Ratu Elizabeth II dan suaminya, Pangeran Philip, mengunjungi Vanuatu di tahun 1974, lahir kepercayaan yang menyembah suami Ratu Inggris tersebut. Pria bernama lengkap Philip Mountbatten itu diyakini sebagai jelmaan leluhur Pulau Tanna.
Kepercayaan tersebut muncul setelah seorang pendayung kano perang bernama Jack Naiva, menyambut kapal pesiar kerajaan Inggris di Port Vila selama kunjungan pada tahun 1974. Sejak saat itu, ia meyakini bahwa Pangeran Philip adalah 'mesias sejati' dan dengan demikian memulai gerakan tersebut.

5. Punya Tradisi Ekstrem untuk Menunjukkan Kedewasaan Pria

Nagol, bungee jumping ala Suku Vanuatu yang menantang maut Foto: Shutter Stock
Bungee Jumping salah satu atraksi wisata yang dimiliki Vanuatu. Bungee jumping atau terjun lenting merupakan kegiatan melompat dari ketinggian tertentu, dengan hanya bermodalkan seutas tali lentur yang diikat di bagian tubuh atau pergelangan kaki.
ADVERTISEMENT
Kegiatan tersebut biasanya dilakukan di tempat-tempat yang di bawahnya terdapat air mengalir atau sungai-sungai. Serupa tapi tak sama, nagol merupakan tradisi masyarakat Vanuatu. Nagol merupakan tradisi melompat dari atas menara kayu setinggi 30 meter.
Nagol, bungee jumping ala Suku Vanuatu yang menantang maut Foto: Shutter Stock
Dalam tradisi ini, nagol hanya mempersiapkan tanah keras sebagai tempat pendaratan. Tradisi ini pun juga disebut sebagai land diving. Pria yang ingin menunjukkan kedewasaannya harus berani memanjat ke atas menara dan melompat ke bawah tanah hanya dengan bermodalkan seutas tali yang dibuat dari tanaman rambat.
Bahkan, mereka juga tak mengenakan pelindung apa pun. Oleh sebab itu, ritual ini sangat ekstrem karena bisa saja mengancam nyawa mereka. Meski terbilang ekstrem, ritual nagol bukanlah kegiatan biasa. Tradisi ini diadakan setiap tahun untuk menunjukkan kedewasaan para pria Vanuatu.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).