Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Di balik kemegahan gedung pencakar langit di Singapura , terdapat sebuah kampung sederhana yang masih bertahan hingga saat ini yaitu Kampong Lorong Buangkok.
ADVERTISEMENT
Terletak di kawasan Hougang, Kampong Lorong Buangkok merupakan satu-satunya kampung yang masih bertahan di negara modern berpenduduk 5,7 juta orang itu.
Terdiri dari 26 rumah kayu satu lantai, Kampong Lorong Buangkok telah banyak dikunjungi wisatawan lokal setelah pembatasan akibat pandemi virus corona.
Menurut salah satu pemandu tur, Kyanta Yap mengatakan, untuk kunjungan akhir pekan ke Kampong Lorong Buangkok menghabiskan biaya sekitar SGD 200 atau sekitar Rp 2 juta untuk rombongan tiga orang, atau SGD 250 sekitar Rp 2,7 juta untuk empat sampai lima orang.
Wisatawan mendapat kesempatan untuk berjalan-jalan di sekitar kampung, belajar cara menggunakan setrika pakaian berbahan bakar batu bara, dan mengobrol dengan penduduk setempat tentang apa yang mereka tanam di kebun.
ADVERTISEMENT
Menurut salah satu warga Kampong Lorong Buangkok, Nassim, kedatangan turis akan membuat mereka tidak nyaman.
"Awalnya kami merasa tidak nyaman, karena turis akan datang dan melihat kami, "kata Nasim.
Namun, kini Nassim senang mengajak para wisatawan berkeliling di halaman rumahnya.
Kampung ini juga menawarkan penyewaan kamar dengan harga termurah di Singapura. Seorang pemilik rumah mengatakan beberapa kamar harganya hanya SGD 5.60 per bulan atau sekitar Rp 60 Ribu.
Sewa rata-rata untuk apartemen tiga kamar yang di subsidi negara di Hougang sebesar SGD 1.650 per tahun atau sekitar Rp 17.8 juta. Sementara untuk sewa kamar sekitar SGD 500 atau sekitar Rp 5.4 juta.
***
ADVERTISEMENT
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona .