Foto: Melestarikan Ikat Pinggang Tradisional Yaman

24 Mei 2023 12:30 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ikat pinggang mungkin merupakan pakaian sederhana bagi sebagian besar orang, tetapi bagi para wanita Yaman ini, ikat pinggang adalah sumber pendapatan, penghubung ke masa lalu, dan simbol kemandirian.
ADVERTISEMENT
Di sebuah pusat di kota Sanaa, puluhan perempuan berkumpul untuk mempelajari seni menyulam ikat pinggang tradisional, yang biasanya dikenakan oleh laki-laki untuk mengenakan belati tradisional Yaman, atau jambiya.
Jambiya, belati melengkung dengan gagang berhias hiasan, telah menjadi bagian dari budaya Yaman selama ribuan tahun.
Seorang pria mengenakan belati tradisional Yaman, atau jambiya, dengan ikat pinggang yang terbuat dari benang emas metalik, di luar sebuah toko di kawasan tua Sanaa, Yaman. Foto: Khaled Abdullah/REUTERS
Sabuk tradisional dibuat dengan desain yang rumit, seringkali disulam dengan benang emas atau perak. Pola yang biasanya dijahitkan ke sabuk telah diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Sementara proses pembuatan ikat pinggang tradisional buatan tangan yang melelahkan terkadang memakan waktu berminggu-minggu, beberapa ikat pinggang baru-baru ini dibuat menggunakan mesin.
Harga sebuah sabuk berkisar antara 10 ribu hingga 100 ribu Riyal Yaman atau Rp 594 ribu hingga Rp 5,9 juta, tergantung pada benang yang digunakan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
ADVERTISEMENT