Foto: Melihat Tradisi Bau Nyale di Lombok

4 Maret 2021 13:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga mencari dan mengumpulkan "Nyale" (cacing laut warna-warni) di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kuta, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (4/3). Foto: Aprilio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga mencari dan mengumpulkan "Nyale" (cacing laut warna-warni) di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kuta, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (4/3). Foto: Aprilio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Ratusan warga berbondong-bondong turun ke Pantai Seger, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencari dan mengumpulkan nyale. Nyale adalah sebutan jenis cacing laut warna-warni oleh orang Lombok.
ADVERTISEMENT
Warga setempat percaya nyale merupakan perwujudan dari Putri Mandalika. Konon, menurut cerita rakyat, Mandalika adalah seorang putri cantik yang terkenal akan keanggunannya.
Sejumlah warga mencari dan mengumpulkan "Nyale" (cacing laut warna-warni) di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kuta, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (4/3). Foto: Aprilio Akbar/ANTARA FOTO
Tradisi Bau Nyale merupakan tradisi turun temurun masyarakat Sasak Lombok dengan menangkap nyale (cacing laut warna-warni) yang muncul sekali dalam setahun di pantai selatan Lombok.
Para warga biasanya berbondong-bondong ke pantai untuk menangkap nyale menggunakan jaring khusus yang dimulai sejak dinihari menjelang pagi. Dibantu senter sebagai penerangan, para warga dengan sigap menangkap cacing warna-warni tersebut.
Dibutuhkan kesabaran untuk menangkap nyale, mengingat cacing ini cukup lincah dan licin. Setelah menangkap, biasanya masyarakat akan memasaknya dengan cara dipepes menggunakan bungkus daun pisang.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
ADVERTISEMENT