Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Upacara ritual 'ukuwala mahiate' atau pukul sapu merupakan upacara adat negeri Mamala yang dilaksanakan setiap tahun dilatarbelakangi Masjid Mamala, Desa Mamala dan Desa Morella, Kecamatan Leihitu, Ambon, Maluku.
ADVERTISEMENT
Ukuwala Mahiate diambil dari bahasa negeri Mamala, yang berarti baku pukul sapu lidi atau bisa disebut juga pukul menyapu.
Upacara adat ini sekaligus atraksi unik yang biasanya dipentaskan di kedua desa tersebut. Acara berlangsung setiap 7 Syawal (penanggalan Islam).
Atraksi tersebut diikuti oleh 20 peserta dari kedua desa yang saling berhadapan dengan memegang sapu lidi di kedua tangan. Suling yang ditiup sebagai tanda mulainya kedua kelompok ini saling mengayunkan lidi. Hingga akhir pertandingan tidak nampak rasa sakit dari kedua kelompok ini dirasakan.
Ketika pertempuran selesai, pemuda kedua desa tersebut mengobati lukanya dengan menggunakan obat alami, yakni dengan getah pohon jarak. Ada juga yang mengoleskan minyak 'nyualaing matetu' (minyak tasala), minyak mujarab untuk mengobati patah tulang dan luka memar. Dalam beberapa minggu, luka-luka tersebut akan sembuh tanpa berbekas.
ADVERTISEMENT
Dari pertempuran itu, terdapat nilai filosofis, yaitu persaudaraan tidak memandang Suku, Agama, dan Ras. Sakit di kuku, rasa di daging yang artinya rasa senang maupun rasa sakit dapat dirasakan bersama, demi terwujudnya kehidupan yang harmonis antar sesama.
Upacara adat Ukuwala Mahiate telah berlangsung dari abad XVII yang dicetuskan oleh tokoh agama Islam dari Maluku bernama Imam Tuni. Namun, ada perkembangan bahwa asal tradisi itu dari sejarah Maluku Tengah saat bertempur untuk mempertahankan Benteng Kapapaha dari serbuan penjajah.
Akan tetapi, perjuangan mereka gagal dan Benteng Kapapaha tetap jatuh ke tangan penjajah yang dipimpin oleh Kapiten Telukabessy.
Untuk menandai kekalahannya, pasukan Telukabessy mengambil lidi enau dan saling mencambuk hingga berdarah.
ADVERTISEMENT