Gajah Bukan untuk Ditunggangi, Ini Alasannya

16 Agustus 2018 14:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gajah di Jaipur (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Gajah di Jaipur (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Wisata naik gajah menjadi salah satu pilihan traveling yang digemari oleh traveler. Menaiki binatang dengan belalai yang panjang sembari menikmati suasana dari ketinggian menjadi alasan pengunjung mengikuti wisata gajah.
ADVERTISEMENT
Yang membuat wisata naik gajah semakin menarik adalah karena terkadang tidak ada batasan untuk menaiki gajah. Kamu bisa menaikinya sendirian sambil dipandu pawang, atau bersama teman-teman.
Di Bali misalnya, berbagai tempat wisata menawarkan wisata naik gajah bagi para pengunjung. Wisata naik gajah biasanya digabung dengan mengunjungi berbagai tempat terkenal sekaligus. Mereka bahkan memberikan harga khusus yang lebih murah.
Ilustrasi naik gajah  (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi naik gajah (Foto: Pixabay)
Fenomena wisata naik gajah juga terjadi di Taman Safari untuk berkeliling kawasan sekitar. Tempat lainnya seperti Way Kambas, yang menjadi penangkaran gajah juga tidak luput dari wisata ini.
Selain Indonesia, masih ada pula Thailand yang 'menjual' atraksi wisata naik gajah. Bedanya, saat ini atraksi wisata naik gajah sudah mulai dikurangi, bahkan dihentikan.
ADVERTISEMENT
Meski menjadi incaran wisatawan, ternyata terdapat bahaya tersendiri dari wisata naik gajah. Sebuah tweet milik Marrysa mengungkapkan bahaya yang terjadi apabila gajah ditunggangi oleh manusia.
Menurut penuturan Marrysa, menunggangi gajah bisa mengakibatkan cedera pada tulang punggung gajah. Hal ini disebabkan karena tulang punggung gajah dibangun dari tonjolan tulang-tulang tajam yang hanya dilapisi jaringan tipis. Cedera yang terjadi pada punggung gajah dapat mengganggu kenyamanan dan tentunya kesehatan gajah itu sendiri.
Apalagi jika gajah ditunggangi dengan menggunakan pelana. Karena pelana yang digunakan membantu pengunjung untuk duduk, bisa memperbesar kemungkinan cedera pada tulang punggung gajah.
Wisata naik gajah di Nepal (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Wisata naik gajah di Nepal (Foto: Pixabay)
Bukan hanya itu, besarnya minat wisatawan untuk mencoba wisata ini membuat gajah mengalami kekerasan secara fisik oleh pelatihnya.
ADVERTISEMENT
Para pelatih biasanya melatih para gajah sejak mereka masih muda. Mereka juga umumnya menerapkan hukuman apabila gajah tidak mampu mengikuti instruksi yang diberikan. Hukuman tersebut bisa berupa pukulan atau konsekuensi tidak diberi makan.
Hukuman yang diberikan pada bayi gajah dilakukan untuk membuat mereka menjadi patuh pada pelatihnya. Sehingga nantinya saat dewasa, gajah-gajah tersebut dapat lebih mudah diatur untuk memuaskan keinginan para pengunjung.
Dampak dari wisata naik gajah pun muncul di kalangan traveler, serta menimbulkan pro dan kontra. Seperti pedang bermata dua, di satu sisi wisata naik gajah mampu membantu peningkatan ekonomi dan wisata. Meski di sisi lain mampu 'menyakiti' hewan berbelalai panjang tersebut.
Bagaimana menurutmu?