Gantikan Paspor, Bandara Dubai Gunakan Iris Mata untuk Verifikasi Data Penumpang

15 Maret 2021 8:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Negara India mengunakan masker berdiri dalam antrian chek-in saat penerbangan pertama dari Dubai ke India di Bandara Internasional Dubai, UEA. Foto: Bandara Internasional Dubai / via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga Negara India mengunakan masker berdiri dalam antrian chek-in saat penerbangan pertama dari Dubai ke India di Bandara Internasional Dubai, UEA. Foto: Bandara Internasional Dubai / via REUTERS
ADVERTISEMENT
Paspor merupakan dokumen penting yang wajib dibawa oleh wisatawan yang hendak bepergian ke luar negeri. Biasanya, paspor memiliki bentuk fisik berupa lembaran kertas dengan ikon masing-masing negara asal.
ADVERTISEMENT
Namun, dengan berkembangnya zaman, paspor berbentuk buku ini mulai tergantikan dengan kecanggihan tekonologi yang semakin memudahkan wisatawan. Seperti inovasi yang dirancang oleh Bandara Dubai di Uni Emirat Arab (UEA).
Salah satu bandara tersibuk di dunia ini menghadirkan fasilitas terbaru yang dibuat untuk menggantikan fungsi paspor fisik kepada wisatawan asing yang bertandang ke negaranya. Pusat transit yang menghubungkan timur dan barat ini memiliki fitur terbaru berbasis pemindai iris mata, yang mampu memverifikasi identitas seseorang guna menghilangkan interaksi manusia.
Fitur ini sudah mulai beroperasi mulai 7 Maret 2021 lalu. Nantinya, iris mata para pelancong akan dipindai setelah mereka melakukan check-in. Alat itu kemudian memeriksanya dengan baik dan penumpang hanya perlu melakukan pemeriksaan paspor dalam hitungan detik.
Pemindai Iris Mata di Bandara Dubai yang gantikan paspor Foto: Dubai Airport
Dengan alat canggih ini, calon penumpang tak perlu lagi menggunakan tiket kertas atau aplikasi ponsel yang dinilai memakan waktu cukup lama. Dilansir ABC News, fitur itu menggunakan program kecerdasan buatan terbaru yang diluncurkan Uni Emirat Arab di tengah meningkatnya pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Teknologi tanpa kontak manusia ini dipromosikan pemerintah untuk membantu menekan penyebaran virus yang dibawa oleh wisatawan asing. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah bandara di seluruh dunia telah merancang teknologi pengenalan wajah hemat waktu saat pemeriksaan dokumen sebelum penerbangan.
Pihak berwenang menyatakan, pemindai ini menghubungkan data iris mata penumpang ke database pengenalan wajah di negara itu, sehingga penumpang tidak perlu mengidentifikasi dokumen atau boarding pass.
"Masa depan akan datang," kata Mayor Jenderal Obaid Mehayer Bin Suroor, Wakil Direktur Direktorat Jenderal Kependudukan dan Urusan Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA).
"Sekarang, semua prosedur menjadi 'pintar', hanya dibutuhkan waktu sekitar lima hingga enam detik," lanjutnya.

Dikririk karena Dianggap Tidak Aman

Pemindai Iris Mata di Bandara Dubai yang gantikan paspor. Foto: Bentyl/Twitter
Bin Suroor, menekankan bahwa kantor imigrasi Dubai sepenuhnya melindungi data pribadi penumpang, sehingga "tidak ada pihak ketiga yang dapat melihatnya".
ADVERTISEMENT
Namun, teknologi pengenalan wajah ini mendapat banyak kritik dari dunia penerbangan internasional, karena dianggap tidak menjamin hilangnya privasi jurnalis dan aktivis hak asasi manusia yang berkunjung ke negara tersebut.
Sebab, menurut para ahli, pihak bandara belum merinci tentang bagaimana data akan digunakan atau disimpan. Para peneliti menilai bahwa teknologi biometrik meningkatkan kemungkinan penyalahgunaan.
"Semua jenis teknologi pengawasan menimbulkan tanda bahaya, terlepas dari negara seperti apa itu," kata Jonathan Frankle, seorang mahasiswa doktoral dalam studi kecerdasan buatan di Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat.
Pemindaian iris yang mengharuskan orang untuk menatap ke kamera seperti proses pemindai sidik jari yang telah digunakan secara luas di seluruh negara. Biometrik iris mata dianggap lebih andal daripada kamera pengintai yang memindai wajah orang dari kejauhan tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari kekhawatiran tentang pengawasan yang berlebihan di UEA, jaringan pengenalan wajah melalui iris mata ini rencanakan akan diperluas untuk digunakan di ruang publik. Namun, pemerintah belum menjelaskan dokumen apa saja yang akan diverifikasi dalam teknologi tersebut.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).