Gemas! Cuma di Pulau Ini Keledai Didandani Layaknya Manusia

3 Juni 2022 18:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi keledai Poitou. Foto: slowmotiongli/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keledai Poitou. Foto: slowmotiongli/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ile-de-Re atau The Island of Rhea (dalam bahasa Inggris), yang terletak di lepas pantai barat Prancis, di dekat La Rochelle, adalah salah satu destinasi wisata populer di musim panas. Pulau ini terkenal akan pantainya yang indah, dengan airnya yang sejuk, serta pemandangannya yang memanjakan wisatawan.
ADVERTISEMENT
Namun, tak hanya itu saja yang menarik perhatian wisatawan untuk datang ke pulau ini, keledai yang ada di Pulau Rea ternyata juga menjadi objek wisata. Ya, saat berkunjung ke pulau ini kamu bisa melihat keledai-keledai yang didandani layaknya manusia.
Keledai berpiyama di Pulau Rhea, Prancis. Foto: sylv1rob1/Shutterstock
Para penduduk di Pulau Rhea memakaikan baju-baju piyama ke keledai-keledai mereka. Gemas!
Bukan sembarangan, keledai-keledai yang ada di Pulau Rea ternyata bukan jenis keledai biasa --mereka adalah keledai Poitou, atau Baudet du Poitu (dalam bahasa Prancis), seperti dilansir Amusing Planet. Sesuai namanya, keledai-keledai tersebut berasal dari daerah Poitou, Prancis.

Bukan Keledai Sembarangan

Keledai Poitou bukanlah keledai sembarangan, karena mereka adalah salah satu ras keledai terbesar. Karena ukurannya yang besar, mereka dulu sering dipekerjakan untuk membantu penduduk setempat dalam mengolah industri garam di sekitar pulau.
ADVERTISEMENT
Ciri yang paling menonjol dari ras keledai Poitou ini, selain ukurannya, adalah bulunya yang panjang dan kusut, yang disebut cadanette, yang juga menekankan bahwa mereka memang memiliki ukuran di atas rata-rata, dibanding jenis keledai lainnya.
Keledai berpiayama di Pulau Rhea, Prancis. Foto: Alexander Demyanenko/Shutterstock
Karena ukuran dan kekuatannya, keledai Poitou dipekerjakan di rawa asin di Charente Maritime. Di sini, mereka bekerja di area di mana mereka sering terganggu oleh nyamuk dan gigitan serangga.
Untuk melindungi kaki-kaki mereka dari nyamuk dan gigitan serangga, para pemilik keledai akhirnya memakaikan mereka celana yang dirancang khusus untuk menutupi kaki setiap hari sebelum berangkat kerja.
Celana ini biasanya terbuat dari kain tirai berpola kotak-kotak merah, atau kain sprei berpola garis-garis berwarna abu-abu. Untuk itu, mereka juga dijuluki “Anes en Culotte” atau “keledai bercelana”.
ADVERTISEMENT
Sekarang para keledai ini sudah tak dipekerjakan di rawa asin lagi, namun tradisi memakaikan mereka celana masih berlanjut hingga saat ini, untuk menarik wisatawan.

Sempat Populer dan Hampir Punah

Ilustrasi pulau yang punya tradisi unik memakaikan piyama ke keledainya. Foto: Francesc Juan/Shutterstock
Keledai Poitou diyakini merupakan jenis Bagal Poituo atau keledai yang memiliki keturunan silang antara kuda betina dan keledai jantan. Keledai ini dulu pernah menjadi yang paling dicari di seluruh Eropa.
Mereka bahkan disebut sebagai 'bagal pekerja terbaik di dunia'. Setidaknya pada pertengahan abad ke-20, sekitar 30 ribu ekor bagal tersebut dikembangbiakkan setiap tahunnya untuk diekspor ke seluruh dunia.
Hanya saja, pasca-Perang Dunia II, permintaan akan hewan ini menurun. Setelah pasar jatuh, populasi dari bagal maupun keledai akhirnya turun drastis.
Sebagai contoh pada 1977, hanya 44 ekor keledai Poitou yang tersisa di seluruh dunia. Namun, berkat upaya konservasi yang dilakukan beberapa dekade hingga akhir abad ke-20, populasi mereka akhirnya meningkat kembali. Pada tahun 2005, tercatat ada lebih dari 450 keledai Poitou di dunia.
ADVERTISEMENT