GeNose Diprediksi Dapat Pulihkan Pariwisata, Menristek Dorong Pemakaian di Hotel

19 Februari 2021 18:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Selasa (5/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Selasa (5/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mendorong sektor pariwisata menggunakan GeNose sebagai alat skrining atau penapisan untuk tamu dan staf hotel. Ia mengungkapkan kebijakan tersebut dapat membantu memulihkan industri pariwisata.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut ditandai dengan penyerahan 100 unit GeNose C19 kepada Accor Group. Nantinya, seluruh hotel di bawah manajemen Accor Group yang tersebar di seluruh Indonesia akan menggunakan GeNose untuk mendeteksi pengunjung yang terinfeksi COVID-19.
"Kita ingin sektor pariwisata bisa mendayagunakan GeNose ini untuk mulai menghidupkan kembali kegiatan pariwisata," kata Bambang dalam acara Launching GeNose untuk Kepariwisataan Indonesia secara virtual, Jumat (19/2).
Para penumpang meniup kantong plastik untuk mengambil sampel udara yang akan diuji menggunakan GeNose di sebuah stasiun kereta api di Jakarta, Indonesia, Rabu (3/2). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
Bambang menyebut bahwa nantinya alat skrining tersebut akan diletakkan di pintu masuk hotel. Ia juga menyarankan agar pelaku usaha perhotelan rutin melakukan pemeriksaan virus corona menggunakan GeNose bagi staf hotel.
Jadi, setiap tamu akan melakukan uji skrining virus corona menggunakan GeNose, alat inovasi peneliti UGM. Kebijakan tersebut juga berlaku untuk tamu yang membawa bukti hasil negatif test virus corona melalui PCR ataupun swab antigen.
ADVERTISEMENT
''Nanti yang di-GeNose pertama adalah semua karyawan, karena tentunya turis ingin mendapatkan kepastian bahwa karyawan hotel sudah aman dan terbebas Covid. Jadi semua karyawan setiap pagi sebelum bekerja atau saat shift harus di-GeNose,'' ujar Bambang.
Ilustrasi room atendant saat membersihkan kamar hotel Foto: Dok. Kemenparekraf
''Selain itu, setiap tamu meskipun sudah bawa barang bukti PCR, antigen, atau sudah divaksin, kami tetap menganjurkan agar tamu tetap melakukan GeNose sebagai [langkah] preventif," ujarnya.
Dengan biaya satu mesin senilai Rp 60 juta, GeNose memiliki kapasitas pemakaian mencapai 100 ribu kali. Bambang mengimbau agar para pengusaha tidak melihat harga ketika membeli GeNose karena fungsinya lebih besar untuk jangka panjang.
"Jadi jangan lihat beli GeNose ini jangan hanya sebagai expense, tapi investment. Kalaupun expense ini jangka panjang sekali," katanya.
Seorang pria memberikan kantong plastik berisi sampel udaranya untuk diuji menggunakan alat pendeteksi corona GeNose di sebuah stasiun kereta api di Jakarta, Indonesia, Rabu (3/2). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
Bambang juga mengatakan bahwa penggunaan GeNose lebih mudah dibanding metode lainnya, seperti PCR atau antigen. Hal itu lantaran penggunanya cukup mengembuskan napas dalam kantong sehingga alat tak perlu masuk ke lubang hidung atau tenggorokan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, alat tersebut juga mampu memberikan hasil yang sangat cepat sekitar 1 menit. Di samping itu, harga GeNose juga jauh lebih murah dari PCR. Oleh karena itu, Bambang berharap GeNose dapat menjadi ujung tombak pemulihan pariwisata yang terdampak akibat pandemi COVID-19.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).