Geopark Ijen, Banyuwangi, Resmi Diusulkan Menjadi UNESCO Global Geopark

6 Agustus 2020 11:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisatawan berfoto di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan berfoto di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Keindahan Gunung Ijen atau yang lebih populer dikenal sebagai Kawah Ijen memang sudah tak diragukan lagi. Fenomena blue fire di dalamnya yang disebut-sebut hanya ada dua di dunia membuat pesona Ijen selalu diincar oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
ADVERTISEMENT
Melihat hal ini, pemerintah secara resmi mengajukan Geopark Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi bagian dari geopark dunia atau UNESCO Global Geopark. Langkah itu dilakukan melalui Komisi Nasional Indonesia (KNIU) Kemendikbud untuk United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Penambang belerang di kawasan Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengaku bersyukur atas dukungan dari pemerintah pusat melalui Ketua Harian KNIU Kemendikbud, Arief Rachman, yang telah memfasilitasi surat pengajuan itu.
"Kami sudah berkomunikasi dengan KNIU, ketua hariannya, Prof Arief Rachman. Surat sudah dikirimkan ke Sekretariat International Geoscience and Geoparks Programme (IGGP) UNESCO di Paris. Terima kasih kepada Gubernur Jatim Ibu Khofifah Indar Parawansa dan jajaran Kemendikbud yang telah mendorong dan membantu kami menyiapkan semua ini,'' kata Abdullah Azwar Anas, seperti dikutip dari Antara.
ADVERTISEMENT
Menurut Anas, dengan menyandang UNESCO Global Geopark (UGG), maka ke depannya UNESCO juga akan ikut mempromosikan Banyuwangi sebagai bagian dari jaringan geopark dunia.
Pemandagan di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Hal itu, katanya, dapat juga mengangkat posisi Banyuwangi sebagai tujuan wisata yang kaya pesona alam dan budaya. Selain itu, secara otomatis juga ada upaya peningkatan keterlibatan masyarakat lokal dalam melindungi dan menjaga kekayaan alam di wilayah situs geopark tersebut.
"Sejumlah bukti telah menunjukkan, setelah masuk UGG, jumlah orang yang ingin datang semakin besar, termasuk dari kalangan internasional. Tentu ujungnya adalah menggerakkan ekonomi lokal, terus membuka lapangan pekerjaan melalui sektor-sektor turunan yang tumbuh, seperti olahan pangan, UMKM, seni pertunjukan, jasa transportasi dan sebagainya," ujar Anas.
Geopark Kawah Ijen, Banyuwangi Foto: Shutter stock
Sementara itu, Prof Arief Rachman, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, mengatakan akan segera memfasilitasi Banyuwangi untuk menyelesaikan proses administrasi dokumen seperti yang disyaratkan UNESCO Global Geopark/UGG).
ADVERTISEMENT
"Akan segera kami selesaikan letter of intent terkait penyampaian dokumen. Kami akan bantu siapkan ini," ujar Arief.
Arief juga mengapresiasi Banyuwangi yang mengembangkan pariwisata berkelanjutan.
"Kami berpesan agar fasilitas fisik yang akan dibangun terkait geopark jangan sampai merusak keaslian geopark, karena UNESCO sangat memperhatikan keaslian geopark," ujar dia.
Geopark Kawah Ijen, Banyuwangi Foto: Shutter stock
Dalam rangka penominasian situs Geopark Ijen, Banyuwangi sendiri terus menyiapkan dokumen aplikasi yang memuat informasi dan deskripsi ilmiah terkait potensi warisan geologi dan geo-konservasi, serta program peningkatan kapasitas masyarakat yang ada di sekitar wilayah Geopark Ijen.
Karakteristik utama yang diunggulkan dari situs Geopark Ijen, yakni keelokan kawasan Gunung Ijen yang mengedepankan tiga komponen pariwisata, yaitu wisata geologi, biologi dan budaya.
ADVERTISEMENT
Banyuwangi telah ditetapkan sebagai geopark nasional sejak 2018. Sebelumnya, Gunung Ijen juga telah ditetapkan sebagai jaringan Cagar Biosfer Dunia oleh UNESCO lewat sidang International Coordinating Council UNESCO di Peru, pada tahun 2016.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).