Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Geser Arab Saudi, Wisata Halal Indonesia Peringkat ke-2 Terbaik di Dunia
2 Juni 2022 8:02 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sektor pariwisata Indonesia kembali menorehkan prestasi setelah berhasil berada di peringkat kedua dalam ajang The Global Travel Muslim Index (GMTI) 2022. Hal ini menunjukkan besarnya potensi serta daya saing wisata halal Indonesia .
ADVERTISEMENT
Founder & CEO Crescentrating & Halaltrip, Fazal Bahardeen, dalam "Halal in Travel Global Summit 2022" di Singapura pada Rabu (1/6) mengumumkan capaian tersebut di hadapan delegasi Indonesia yang dipimpin langsung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
“Indonesia naik peringkat ke ranking kedua setelah tahun sebelumnya di peringkat keempat,” katanya.
Indonesia mengalahkan posisi Arab Saudi di peringkat ketiga, Turki posisi keempat, dan Uni Emirates Arab di posisi kelima. Sementara posisi pertama ditempati negara Malaysia.
Pada kesempatan yang sama, Fazal Bahardeen juga menyerahkan secara langsung penghargaan "Halal Travel Personality of The Year" dari Crescentrating & Halaltrip Tahun 2022" kepada Menparekraf Sandiaga Uno.
Fazal Bahardeen mengungkapkan terpilihnya Menparekraf Sandiaga Uno atas penghargaan tersebut karena Sandiaga dianggap menjadi sosok penggerak dalam pengembangan wisata halal di Indonesia.
Besarnya perhatian Sandiaga itu juga memengaruhi kesadaran global atas besarnya pasar muslim dunia.
ADVERTISEMENT
"Sejak Sandiaga mengambil alih Kementerian dan berada di garis depan dalam meningkatkan kesadaran pasar pariwisata halal, kebijakan dan kontribusinya telah membantu para pemangku kepentingan perjalanan di Indonesia untuk lebih memahami dan merangkul segmen pasar ini," kata Fazal Bahardeen.
Potensi Wisata Halal di Indonesia
Sandiaga dalam pidatonya di forum tersebut memaparkan potensi wisata halal di Indonesia sekaligus menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diterimanya. Sandiaga berharap penghargaan tersebut mampu mendorong upaya pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) serta pembuka lapangan kerja.
"Kami berharap penghargaan ini akan membawa kepulihan, membuka lapangan kerja dan Insyaallah memulihkan ekonomi lewat halal tourism," kata Sandiaga Uno.
Optimisme tersebut disampaikan Sandiaga Uno merujuk besarnya potensi pasar wisata halal. Data menunjukkan pada 2019, umat Islam di seluruh dunia menghabiskan total 2,02 triliun dolar AS untuk belanja makanan, kosmetik farmasi, fesyen, travel, dan rekreasi.
ADVERTISEMENT
Pasar muslim global diperkirakan akan tumbuh hingga 2,4 triliun dolar AS pada tahun 2024. Sejumlah pengeluaran terbesar bagi konsumen muslim adalah pada makanan dan minuman halal.
"Menurut saya kita harus menciptakan peluang-peluang usaha berbasis halal tourism. Ada beberapa destinasi (wisata) yang kita unggulkan seperti Aceh, Sumatra Barat, Jawa Barat, Lombok, dan Kalimantan Selatan sebagai destinasi unggulan," kata Sandiaga.
"Kita ingin menciptakan banyak lapangan kerja dengan beberapa kegiatan yang mudah-mudahan mampu membangkitkan ekonomi dari segmen wisata halal ini," katanya.
Kemenparekraf dikatakan Sandiaga telah menyusun kebijakan terkait pariwisata halal. Namun ia menekankan bahwa wisata halal bukan berarti islamisasi wisata atraksi, melainkan memberikan layanan tambahan yang terkait dengan fasilitas, turis, atraksi, dan aksesibilitas untuk memenuhi pengalaman dan kebutuhan para wisatawan muslim.
ADVERTISEMENT
Layanan tambahan tersebut di antaranya, jasa akomodasi dan transportasi, penyediaan makanan halal, wisata halal paket, dan keuangan halal.
"Mari kita semua berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi bersama untuk memulihkan industri wisata halal, memastikan perluasan peluang usaha, penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan pelaku ekonomi kreatif," kata Sandiaga.
Sandiaga juga mengatakan masyarakat di dunia sudah menanti Indonesia mengibarkan lebih banyak peluang untuk destinasi yang memberikan layanan tambahan, mulai dari akomodasi, makanan, sampai juga layanan lainnya dan kemudahan untuk beribadah.
“Menurut saya ini adalah peluang yang baik," pungkasnya.