Gianyar dan Karanganyar Kompak Ingin Kembangkan Wisata Kebugaran

10 Maret 2021 20:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi yoga Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi yoga Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Wisata kebugaran atau wellness tourism diprediksi bakal jadi salah satu tren pasca-pandemi COVID-19. Kabupaten Gianyar dan Karanganyar pun kompak ingin mengembangkan wisata kebugaran tersebut guna memulihkan pariwisata dan menarik minat wisatawan.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Provinsi Jawa Tengah Sinung Nugroho Rachmadi, mengungkapkan keinginannya untuk mengembangkan wellness tourism di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Ilustrasi destinasi wisata di Karanganyar Foto: Shutter Stock
"Bagaimana mengkreasi wisata-wisata open space yang berkaitan dengan apa yang sering kami sampaikan sebagai wellness tourism yang berorientasi pada kesehatan, daya tahan tubuh. Karena ini related sekali dengan apa yang menjadi krisis hari ini," kata Sinung, dalam webinar "Redefining Sustainable Tourism Roadmap" yang digelar MarkPlus Tourism, Rabu (10/3).
Sinung menambahkan, Karanganyar memiliki potensi wisata yang besar untuk dikembangkan. Misalnya saja di Karanganyar terdapat Rumah Atsiri di Tawangmangu yang bisa dijadikan salah satu destinasi wisata kebugaran. Selain itu, Tawangmangu juga memiliki Balai Besar Penelitian dan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Titis Sri Jarwoto, menambahkan Candi Sukuh telah lama jadi tempat langganan sebagai tempat untuk yoga.
"Candi Sukuh sudah kami pakai sebagai tempat menggelar yoga dari tahun 2018-2019. Sayangnya karena pandemi sempat terhenti di 2020," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, Anak Agung Putrawan, memaparkan potensi wisata kebugaran yang ada di Kabupaten Gianyar.
Kadispar Gianyar Anak Agung Putrawan memaparkan potensi wisata kebugaran di Kabupaten Gianyar "Redefining Sustainable Tourism Roadmap" yang digelar MarkPlus Tourism, Rabu (10/3) Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
"Untuk spa kita memiliki 324 yang di dalamnya termasuk kelas-kelas yoga. Rekreasi dan hiburan umum yang terbesar ada 286. Daya tarik wisata kita punya 82, sedangkan usaha agro wisata 35, cooking class dan sebagainya," lanjut Putrawan.
Menurutnya, Gianyar memiliki potensi yang besar dalam pengembangan wisata kebugaran atau wellness tourism. Untuk itu, ia menekankan bahwa dalam pengembangan wellness tourism di masa pandemi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Ilustrasi Kundalini Yoga. Foto: Shutter Stock
"Prediksi kita atau tren kita, wellness tourism ini itu menjadi idola ke depan karena kalau kita bicara wellness, kita bicara kebugaran. Wisatawan yang sengaja berkunjung untuk menikmati wisatanya dengan aman, nyaman dan sehat, dan kami sudah menyiapkan itu semua dan kita siap menerima wisatawan yang hadir ke Gianyar," papar Putrawan.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Putrawan menilai untuk pengembangan wellness tourism memerlukan integrasi dan sinergitas yang baik.
Ilustrasi kolam renang di Bali. Foto: Shutter Stock
"Salah satunya adalah tentang penerapan sertifikasi CHSE. Kita harus yakinkan seluruh daya tarik yang ada seperti akomodasi, restoran, hingga destinasi wisata untuk siap menerima kunjungan wisatawan," lanjut Putrawan.
Senada dengan Putrawan, Sinung juga menilai perlu ada mapping potensi pariwisata terkait wellness tourism.
"Kembali lagi ke nilai pariwisata seperti apa yang dibilang guru-guru pariwisata terdahulu kita, yaitu dengan menjual keunikan yang dipadankan itu harus memberikan identitas kepada lokalitas. Terakhir, dengan memantik kolaborasi apa pun dan beberapa potensi yang sudah ada dipancing pada segmentasi mana yang dikejar," pungkasnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)