Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Gulat Okol, Olahraga Tradisional Khas Surabaya yang Tak Kalah Unik dari Sumo
31 Juli 2021 9:19 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ialah Gulat Okol, olahraga tradisional khas Surabaya ini memang sekilas mirip sumo di Jepang. Bukan sekadar olahraga, ternyata ada nilai-nilai tradisi yang terkandung di dalamnya.
Mengutip laman disparbud.gresikkab.go.id, Gulat Okol merupakan salah satu rangkaian dari pelaksanaan sedekah bumi yang digelar masyarakat Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, Kota Surabaya. Gulat Okol menjadi agenda rutin tahunan dan menjadi bagian dari wisata budaya.
Ritual gulat ini awalnya dilaksanakan di area persawahan. Namun, kini Gulat Okol digelar di panggung dengan matras dari karung goni yang pada bagian bawahnya diletakkan jerami demi keamanan.
Arena gulat sendiri memiliki ukuran 6 meter x 8 meter, dibuat seperti ring tinju dengan dua sudut, di sekeliling panggung diberi tali tambang besar.
ADVERTISEMENT
Makna Filosofis dari Gulat Okol
Olahraga tradisional ini sendiri konon berawal dari kegiatan warga saat menggembalakan hewan ternaknya. Dulu, sembari menunggu kerbau, sapi, dan kambing mencari makan di area persawahan, para penggembala mengisi waktu luangnya dengan bergulat di atas jerami.
Dalam pelaksanaan gulat itu mereka diliputi rasa senang dan tidak ada dendam. Justru lewat olahraga tersebut didapati rasa persaudaraan sesama warga. Dari situlah kemudian Gulat Okol dijadikan tradisi turun-temurun sampai sekarang.
Selain meneruskan tradisi, kini Gulat Okol juga menjadi atraksi hiburan. Gulat tradisional ini dibagi tiga kategori, yakni anak-anak, remaja dan pria dewasa, serta wanita.
Masing-masing pegulat dibedakan dengan ikat kepala, serta sabuk warna merah dan hitam. Setiap pertandingan akan dibagi ke dalam dua ronde. Pegulat yang memenangi dua ronde berturut-turut akan diadu lagi dengan pemenang lain, hingga berakhir dengan sang juara.
ADVERTISEMENT
Saat bertanding, para pegulat tidak dibolehkan menyentuh langsung tubuh lawannya. Untuk memenangkan pertandingan, masing-masing di antara mereka harus menjatuhkan lawan dengan selendang yang melingkar di tubuhnya. Para pegulat dilarang menjatuhkan lawan dengan cara lain.
Selain di Surabaya, Tradisi Gulat Okol juga dilakukan di daerah lain, seperti di Desa Setro, Kecamatan Menganti, Gresik, Jawa Timur. Bahkan di desa ini, Gulat Okol menjadi salah satu tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan tetap dipertahankan hingga kini sebagai khazanah budaya tradisi turun-temurun.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )