Hanya 29,5 Jam per Minggu, Ini Negara yang Punya Jam Kerja Terpendek di Dunia

Ilustrasi kerja di kantor. Foto: Shutterstock

Kerja adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh hampir tiap orang. Tapi, berapa jam setiap harinya kamu menghabiskan waktu untuk bekerja?

Untuk kamu yang suka bekerja, terkadang waktu bukanlah masalah. Bahkan ada orang yang kerap kerja melampaui jamnya karena harus menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai.

Sebuah studi di Amerika Serikat menemukan ada 48 persen orang menganggap dirinya gila bekerja dan selalu bekerja melampaui jam seharusnya.

Dilansir Travel+Leisure, sebuah organisasi ekonomi antarpemerintah dari 38 negara, The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), melakukan survei tentang jumlah rata-rata jam kerja seseorang dalam seminggu.

Ilustrasi Rijksmuseum di Amsterdam. Foto: Dennis van de Water/Shutterstock

Dari angka terbaru yang diambil oleh OECD pada tahun 2020, hal tersebut menjadi gambaran berapa jam orang-orang di sebuah negara menghabiskan waktu untuk bekerja.

Negara yang memiliki jam kerja terpendek jika dihitung per minggu adalah Belanda. Negara kincir angin tersebut setiap orang yang bekerja akan menghabiskan waktu 29,5 jam per minggu. Jika dirata-rata mereka akan bekerja selama empat hari dan setiap harinya menghabiskan waktu sekitar 7,37 jam.

Selanjutnya, ada Denmark yang per minggu warganya akan menghabiskan waktu 32,5 jam untuk bekerja. Norwegia dengan 33,6 jam, lalu diikuti oleh Austria, Belgia, dan Italia, yang total jam kerjanya dalam seminggu adalah 35,5 jam.

Ilustrasi Amerika Serikat. Foto: Lindsey Wasson/REUTERS

Amerika Serikat memiliki totalan jam kerja selama seminggu sekitar 38,7 jam. Negara OECD dengan minggu kerja terpanjang adalah Kolombia dengan rata-rata 47,6 jam kerja setiap minggu, diikuti oleh Turki di 45,6, dan Meksiko dengan 44,7 jam kerja rata-rata mingguan.

Data yang dikeluarkan oleh OECD ini menurut rata-rata jam kerja mingguan yang biasa dihabiskan setiap karyawan dalam melakukan pekerjaan utamanya.

Sedangkan dari data tersebut juga membuktikan untuk beberapa negara OECD, seperti Kanada, Korea Selatan, Jerman, dan Australia, tidak meyakinkan berapa waktu yang dihabiskan seseorang untuk bekerja.