Hati-hati, Ini 5 Tempat Terlarang yang Tak Boleh Sembarangan Didatangi Wisatawan

13 Mei 2020 19:07 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lembah Gorges du Verdun France yang indah dan menawan  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Lembah Gorges du Verdun France yang indah dan menawan Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidak semua tempat dengan catatan sejarah yang menarik atau keindahan alam bisa didatangi begitu saja oleh wisatawan. Alih-alih mempromosikan kawasannya sebagai tempat wisata untuk liburan, kelima lokasi ini justru tak boleh sembarangan dimasuki oleh pelancong.
ADVERTISEMENT
Lima lokasi ini dianggap sebagai kawasan terlarang bagi wisatawan. Hanya orang-orang tertentu saja yang diperbolehkan memasuki bangunan dan kawasannya yang misterius.
Berani melanggar, penjara hingga kematian siap menantimu. Dilansir Listverse, berikut lima lokasi terlarang yang telah dirangkum kumparan.

1. Makam Kaisar Qin Shi Huang di China

Patung Prajurit Terakota Foto: Shutterstock/Zhao Jian Kang
Pada tahun 1974, petani yang tengah menggali sumur menemukan 8 ribu patung terakota berwujud tentara seukuran manusia, 500 lebih patung kuda, 130 kereta kuda, di kompleks makam Kaisar Qin Shi Huang, dekat Kota Xi’an, Provinsi Shaanxi, China.
Ribuan patung terakota tersebut dibuat sekitar 2.200 tahun lalu oleh 700 ribu orang untuk 'menemani' Kaisar Qin Shi Huang di akhirat. Kaisar pertama China itu dibaringkan di sebuah makam yang luas layaknya istana yang memiliki aula, menara, lobby, hingga kantor.
ADVERTISEMENT
Selain luas, makam Sang Kaisar juga dipercaya penuh dengan benda-benda berharga termasuk batuan mulia. Berbeda dengan patung tentaranya yang bebas dikunjungi wisatawan, makam Kaisan Qin Shi Huang tidak boleh dimasuki secara sembarangan oleh wisatawan.
Salah satu alasannya adalah karena tingginya kadar merkuri yang digunakan untuk menyegel makam Sang Kaisar. Satu-satunya yang diperbolehkan untuk menengok makam ini adalah Pemerintah China. Kalau berani melanggar, sudah pasti kamu akan berurusan dengan pemerintah setempat, serta keamanan yang bertugas.

2. Svalbard Global Seed Vault di Islandia

Svalbard Global Seed Vault di Islandia Foto: Shutterstock
Di Islandia, tepat di pertengahan antara Norwegia dan Kutub Utara, terdapat Svalbard Global Seed Vault. Tempat ini merupakan gudang penyimpanan benih terbesar di dunia yang menyimpan ribuan benih untuk jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Ada sekitar puluhan ribu varietas tanaman pangan dan lebih dari 4 ribu spesies tanaman lainnya yang bisa kamu temukan di sini. Gudang tersebut merupakan fasilitas penyimpanan benih jangka yang tahan terhadap bencana alam dan bencana buatan manusia.
Dengan adanya gudang ini, peneliti bisa menyimpan duplikat benih dari berbagai koleksi tanaman dunia. Benih-benih itu kelak bisa digunakan apabila negara-negara mengalami pemanasan global atau perang nuklir, dan berencana kembali bertani.

3. Pulau Sentinel di India

Suku Sentinel india. Foto: Facebook/Indian Magazine
Di Teluk Benggalam, India, terdapat sebuah pulau yang dikenal sebagai Sentinel. Pulau Sentinel di India merupakan salah satu kawasan yang sangat berbahaya untuk dikunjungi. Pemerintah India sendiri bahkan melarang orang-orang untuk mendekat.
Mendekati pulau dengan jarak kurang dari 5 km akan dianggap sebagai tindakan ilegal. Sekilas, Pulau Sentinel tak punya banyak perbedaan dari segi topografi maupun vegetasi. Namun, yang menjadi masalah adalah penghuni lokalnya.
ADVERTISEMENT
Penghuni Pulau Sentinel sangat tidak suka dengan orang asing. Mereka akan berusaha menyerang orang tersebut dengan berbagai cara agar tak masuk ke dalam kawasan mereka. Mulai dari menembaki mereka dengan panah hingga senjata tradisional lainnya.
Tidak ada yang tahu pasti mengapa Suku Sentinel sangat tak suka dengan orang luar pulau. Tapi, ada anggapan bahwa langkah tersebut diambil untuk melindungi populasi penduduk lokalnya sendiri.
Sebab, hidup terasing membuat Penduduk Sentinel tak memiliki antibodi yang sama seperti manusia kebanyakan. Kondisi imun masyarakat Sentinel sangat rendah. Flu biasa saja bisa membuat mereka terkapar tak berdaya hingga meninggal dunia.

4. Church of Saint Mary of Zion di Ethiopia

Church of Saint Mary of Zion di Ethiopia diyakini menyimpan tabut perjanjian Foto: Shutterstock
Salah satu artefak yang paling dicari dari Alkitab adalah Tabut Perjanjian. Oleh karena itu, enggak heran banyak orang yang penasaran ingin melihat sendiri seperti apa wujud tabut yang membawa 10 Perintah Allah itu.
ADVERTISEMENT
Seperti diberitakan Listverse, Tabut Perjanjian itu dinyatakan menghilang dari sejarah setelah Kekaisaran Babilonia menaklukkan bangsa Israel. Tak ada yang tahu secara pasti keberadaannya. Apakah tabut itu dihancurkan, disembunyikan, atau dikurung dengan pengawasan ketat.
Namun, berdasarkan kabar yang beredar, Tabutu Perjanjian diketahui berada di Church of Saint Mary of Zion di Ethiopia. Inilah sebabnya gereja tersebut sering juga dijuluki sebagai Chapel of the Ark of the Covenant.
Gereja hanya mengizinkan seorang biarawan yang bertugas sebagai penjaga artefak saja yang boleh melihatnya. Selebihnya tidak ada yang diperbolehkan menengok Tabut Perjanjian, bahkan kapelnya pun dikategorikan sebagai lokasi terlarang. Hmm.. Jadi penasaran, ya.

5. Rouge Zone di Verdun, Prancis

Puing-puing Gereja Ornes yang rusak akibat Perang Dunia I Foto: Shutterstock
Prancis bukan cuma soal Menara Eiffel atau Museum Louvre yang mempesona saja. Di sebuah wilayah dekat Verdun di Prancis, terdapat sebuah hutan lebat yang masih perawan yang dikenal sebagai Rouge Zone atau Zona Merah.
ADVERTISEMENT
Hutan ini sangat sepi dan telah menjadi kawasan terlarang selama hampir satu abad. Tidak boleh ada pemukiman, tak boleh ada pembangunan, apalagi wisata. Padahal sebelum Perang Dunia I pecah, kawasan ini hanyalah tanah pertanian belaka.
Namun, ketika Perang Dunia I meletus dan berakhir pada 1918, hutan di kawasan Verdun ini menjadi salah satu korbannya. Seluruh peluru dan amunisi ditinggalkan di daerah tersebut dan dianggap sebagai Rouge Zone atau Zona Merah.
Sehingga tidak ada yang diperbolehkan memasukinya, bahkan mahasiswa yang tengah meneliti atau penduduk desa yang dulu punya lahan pertanian di sana. Ketimbang menghabiskan biaya yang besar untuk merehabilitasi tanah di Rouge Zone, akhirnya Pemerintah Prancis merelokasi warga.
Kabarnya, sampai saat ini, pemerintah setempat masih berusaha membersihkan kawasan Rouge Zone dari sisa-sisa perang. Hanya saja, butuh waktu lama agar pekerjaan itu selesai dilakukan. Para ahli memperkirakan pengerjaannya membutuhkan waktu sekitar 300-700 tahun.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.