Healing di Swiss: Menembus Eiger, Menuju Jungfraujoch, Puncak Tertinggi di Eropa

6 Oktober 2024 18:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di atas Jungfraujoch saat ingin ke hamparan salju. Foto: Reza Aditya Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di atas Jungfraujoch saat ingin ke hamparan salju. Foto: Reza Aditya Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Begitu pesan dari Niklaus Gammeter. Niklaus menjadi guide kami yang merupakan rombongan dan terdiri dari kumparan; Marketing & Communication Manager Southeast Asia Switzerland Tourism Nazrul Jumahat hingga wartawan asal Filipina Kristine Dabbay.
Kereta yang membawa kami ke Jungfraujoch. Kereta ini merupakan Jungfrau Railway. Foto: Reza Aditya Ramadhan/kumparan
Di Senin (23/9) pagi yang cerah itu, kami ingin mengunjungi Jungfraujoch, salah satu puncak tertinggi di Eropa. Jungfraujoch ini berada di ketinggian 3.454 meter.
Untuk sampai ke sana, traveler bisa menggunakan kereta gantung. Bisa juga jika ingin mendaki secara profesional namun membutuhkan waktu yang lama dan perlengkapan hiking yang mumpuni.
Berangkat dari Stasiun Interlaken OST, kami naik kereta listrik R61 menuju ke Grindelwald Terminal untuk menuju Jungfraujoch. Butuh 30 menit perjalanan ke Stasiun Grindelwald Terminal dari Stasiun Interlaken OST.
Kereta listrik R61 yang akan membawa kita dari Stasiun Interlaken OST ke Stasiun Grindelwald Terminal. Dok: Reza Aditya Ramadhan/kumparan.
kumparan merupakan satu-satunya media dari Indonesia yang diundang langsung Media Trip Autumn oleh Switzerland Tourism selama 8 hari. Sejumlah tempat wisata di Swiss kami kunjungi hingga puncaknya berada di Jungfraujoch.
Kereta gantung Eiger Express untuk menuju ke Jungfraujoch. Foto: Reza Aditya Ramadhan/kumparan
Dari Stasiun Grindelwald Terminal, kami naik kereta gantung Eiger Express menuju Eigergletscher. Di dalam kereta ini pemandangannya keren banget.
Suasana dari dalam Eiger Express. Foto: Reza Aditya Ramadhan/kumparan
Pemandangan dari Eiger Express. Foto: Reza Aditya Ramadhan/kumparan
Usai tiba di Eigergletscher atau kaki Gunung Eiger, kami lanjut naik kereta lagi untuk ke Jungfraujoch. Kali ini bukan kereta gantung, tapi kereta listrik Jungfrau Railway.
Stasiun Eigergletscher. Foto: Reza Aditya Ramadhan/kumparan
Kereta ini tuh menembus perut Gunung Eiger hingga Gunung Mönch sepanjang 9 kilometer hingga ke tempat pemberhentian akhir yaitu Jungfraujoch.
ADVERTISEMENT
Bayangkan ini merupakan kereta tertinggi di Eropa dan sepanjang perjalanan kita berada di dalam perut Gunung Eiger dan Mönch.
Begini suasana berada di dalam perut Gunung Eiger dan Monch di Swiss Foto: Reza Aditya Ramadhan/kumparan
Begini suasana terowongan di dalam perut Eiger, Monch hingga Jungfrau di Jungfraujoch Swiss Foto: Reza Aditya Ramadhan/kumparan
Jungfrau Railway ini digagas oleh Adolf Guyer-Zeller. Dia merancang jalur kereta dalam perut Eiger dan Mönch itu pada 27-28 Agustus 1893. Pembangunan dilakukan baru pada tahun 1912 hingga selesai. Kini jalur itu menjadi jalur kereta api tertinggi di Eropa.
Patung penggagas Jungfrau Railway Adolf Guyer-Zeller. Foto: Reza Aditya Ramadhan/kumparan
Perjalanan ke Jungfraujoch dari Eigergletscher memakan waktu sekitar 40 menit. Ada satu tempat pemberhentian yaitu Eismeer. Di sini, traveler bisa turun sebentar dan melihat lautan es atau Sea of Ice. Sayangnya saat itu kondisi sedang berkabut sehingga tidak begitu terlihat lautan es di perut Eiger itu.
Pemandangan saat di Eismeer. Foto: Reza Aditya Ramadhan/kumparan
Setelah dari Eismeer, perjalanan menuju Jungfraujoch hanya sekitar 20 menit. Napas kami semua tersengal-sengal dan udara dingin mulai menembus kulit meski menggunakan mantel yang tebal.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berada di atas gunung es membuat kami harus menghemat napas dengan berjalan secara perlahan.
Nama-nama para pekerja Jungfrau Railway yang meninggal. Foto: Reza Aditya Ramadhan/kumparan
Cuaca di Jungfraujoch ini -2 derajat celsius. Membuat kami semua menggigil meski menggunakan sarung tangan hingga ushanka. Perlahan kami keluar teras es.
Wartawan kumparan Reza Aditya yang berada di Jungfraujoch, top of Europe. Foto: Reza Aditya Ramadhan/kumparan
Hembusan angin sedang kencang-kencangnya. Kabut tebal juga menyelimuti seluruh area itu. Sehingga yang terlihat hanya kumpulan wisatawan yang sedang berfoto di plang bertuliskan Jungfraujoch-Top of Europe.
Wartawan kumparan Reza Aditya yang berada di Jungfraujoch, top of Europe. Foto: Reza Aditya Ramadhan/kumparan
Di puncak Jungfraujoch ini dibangun bak lorong-lorong. Lorong-lorong ini dibuat oleh pekerja pada tahun 1930-an dengan gergaji di tengah Jungfraufirn.
Istana Es yang berada di Jungfraujoch Swiss. Foto: Reza Aditya Ramadhan/kumparan
Nah, di sini terdapat berbagai tempat wisata. Di antaranya adalah Istana Es.
Saat ini, Istana Es itu dilengkapi sejumlah patung para seniman. Mulai dari patung elang dari es, penguin hingga beruang.
ADVERTISEMENT

Eiger, Mönch dan Jungfrau

Jungfrau (bahasa Jerman: gadis atau perawan), merupakan salah satu puncak dari pegunungan Alpen Bernese yang berada di antara kanton Valais dan Bern yang ada di wilayah Swiss. Puncak gunung Jungfrau bersama dengan puncak gunung Eiger dan Mönch, merupakan formasi puncak pegunungan yang bisa dilihat dari wilayah Berneses Oberland dan diakui sebagai salah satu sudut pandang yang paling menakjubkan dari pegunungan Alpen, Swiss.
Legenda tentang Eiger, Monch dan Jungfrau di Swiss. Foto: Dok. Junfrauregion.swiss
Eiger, Mönch dan Jungfrau merupakan tiga gunung legendaris di Swiss. Banyak cerita menyertainya. Eiger yang berarti adalah raksasa, sedangkan Mönch artinya adalah biksu. Lalu Jungfrau adalah sang perawan.
Cerita rakyat setempat menyebut bahwa Biksu (Mönch) menjaga Perawan (Jungfrau) dari Raksasa (Eiger). Namun ada juga versi tentang tiga gunung itu yang menyebut bahwa suatu hari ada orang tua yang ingin menangkap para raksasa.
Peta jalur ke Jungfraujoch, salah satu puncak tertinggi di Eropa. Foto: Reza Aditya Ramadhan/kumparan
Namun, para raksasa itu abai dan malah melawan para orang tua itu. Ternyata orang tua itu adalah titisan dari roh pegunungan sekitar. Walhasil para raksasa itu dikutuk menjadi batu dan perlahan tumbuh menjadi gunung.
ADVERTISEMENT
Jadi, ayah raksasa itu dikutuk menjadi Eiger. Sedangkan, putra-putranya menjadi biksu atau Mönch dan putrinya menjadi perawan (Jungfrau). “Mungkin begitulah yang terjadi,” ujar Niklaus.
Eiger berada di ketinggian 3.967 meter, Mönch di ketinggian 4.110 meter dan Jungfrau di ketinggian 4.158. Jungfraujoch merupakan bagian tengah antara Mönch dan Jungfrau. Itu sebabnya, Jungfraujoch hanya berada di ketinggian 3.454 meter.

Cara Mau ke Jungfraujoch

Wisata ke Jungfraujoch ini berbeda dari yang ditawarkan oleh Swiss Travel Pass. Traveler diharuskan lagi membayar biaya kereta gantung hingga kereta Jungfrau Railway di Stasiun Grindelwald Terminal.
Berikut daftar harganya per September-Oktober 2024 atau saat musim gugur.
Usai dari Jungfraujoch, kita juga diberikan paspor berwarna merah dengan cap seperti di bawah ini.
Paspor Jungfraujoch usai menjajal Top of Europe Foto: Reza Aditya Ramadhan/kumparan