Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Hoi An, Kota Tua nan Kuning yang Tawarkan Romantisme
26 Oktober 2018 7:52 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Melihat ke belakang, dahulunya kota ini pernah menjadi salah satu pelabuhan untuk perdagangan di Asia Tenggara yang aktif dari abad ke 15 hingga 19. Dan selama empat abad, Hoi An ramai dengan pedagang asing dari Jepang, China dan Belanda yang sebagian besar berdagang sutra, keramik, tembikar dan rempah-rempah.
Sayangnya, lambat-laun para pedagang mulai meninggalkan Hoi An. Dan kini yang tetap terjaga dari mereka adalah bangunan, budaya, tradisi. Hal inilah yang membuat Hoi An terus menjadi tujuan favorit para turis yang pelesiran ke Vietnam.
Di kota ini terdapat banyak jalan sempit atau gang yang terdiri dari deretan rumah dan toko. Biasanya bangunan ini terdiri dari dua lantai dengan hunian di bagian atas, sementara di lantai dasar difungsikan sebagai toko.
ADVERTISEMENT
Yang mencolok dari bangunan di sini adalah rumah-rumahnya didominasi warna kuning yang khas. Rupanya ada tiga alasan yang mendasari mengapa kota ini didominasi warna kuning.
Pertama, orang-orang di sini percaya jika kuning merupakan simbol kerajaan dan superioritas. Kedua, warna kuning juga menjadi lambang keberuntungan, kebanggaan dan kemakmuran bagi Vietnam. Sementara, alasan terakhir karena warna kuning dianggap menyerap lebih sedikit panas sehingga cocok untuk cuaca tropis yang panas dan lembab di Vietnam.
Hoi An sendiri memiliki hampir seribu rumah kuno untuk dijelajah dan di antaranya ada 844 rumah yang masuk Warisan Dunia UNESCO. Dan banyak pula yang diubah menjadi museum, toko, kafe atau lokakarya seniman. Tak heran jika kota penuh dengan seniman, pengrajin, penjahit dan pembuat sepatu.
ADVERTISEMENT
Di antara rumah kuno yang ada tentu terdapat bangunan-bangunan yang bisa dikunjungi. Misalnya Phung Hung Old House, Duc An Old House, Museum of Sa Huynh Culture dan Quang Thang Ancient House. Untuk masuk kedalamnya, setidaknya wisatawan harus membayar sekitar Rp 80 ribu.